Model pembelajaran merupakan cara/teknik penyajian yang digunakan
guru dalam proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran. Ada beberapa model-model pembelajaran seperti ceramah, diskusi,
demonstrasi, studi kasus, bermain peran (role play) dan lain sebagainya.
Yang tentu saja masing-masing memiliki kelemahan dan kelebihan. Metode/model
sangat penting peranannya dalam pembelajaran, karena melalui pemilihan
model/metode yang tepat dapat mengarahkan guru pada kualitas pembelajaran
efektif.
Adapun model-model pembelajaran adalah:
1. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran koperatif sesuai
dengan fitrah manusis sebagai makhluq sosial yang penuh ketergantungan dengan
otrang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembegian tugas, dan
rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu, belajar berkelompok secara
koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing)
pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih
beinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah miniature dari hidup
bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Jadi model pembelajaran koperatif
adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling
membantu mengkontruksu konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri.
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif, yaitu :
1) Guru menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa
2) Guru menyajikan informasi kepada
siswa dengan jalan demonstrasi
3) Guru mengorganisasikan siswa kedalam
kelompok kooperatif
4) Membimbing kelompok bekerja den
belajar
5) Melakukan evaluasi
6) Guru memberikan penghargaan
2. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD
Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah
satu metode atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan
baik untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas,
STAD juga merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang efektif.
Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa pembelajaran
kooperatif tipe STAD terdiri lima komponen utama, yaitu penyajian kelas,
belajar kelompok, kuis, skor pengembangan dan penghargaan kelompok. Selain itu
STAD juga terdiri dari siklus kegiatan pengajaran yang teratur.
Langkah-langkahnya adalah:
1) Guru menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa
2) Guru menyajikan atau menyampaikan
informasi
3) Guru mengorganisasikan siswa dalam
kelompok-kelompok belajar
4) Guru membimbing kelompok bekerja dan
belajar
5) Melakukan evaluasi
6) Guru memberikan penghargaan terhadap
hasil belajar individu dan kelompok
3. Jigsaw
Jigsaw telah dikembangkan dan diuji coba oleh Elliot
Aroson den teman-teman dari Universitas Texas, dan diadopsioleh Slavin dan
teman-temannya di Universitas John Hopkins.
Langkah-langkahnya adalah:
1) Siswa dibagi atas beberapa kelompok
(tiap kelompok anggotanya 5-6 orang)
2) Materi pelajaran diberikan kepada
siswadalam bentuk teks yang telah dibagi-bagi menjadi beberapa sub-bab
3) Setiap anggota kelompok membaca
subbab yang ditugaskan dan bertanggungjawab untuk mempelajarinya
4) Anggota kelompok lain yang telah
mempelajari subbab yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk
mendiskusikannya.
5) Setiap anggota kelompok ahli
mengajarkan teman2nya
6) Pada pertemuan dan diskusi kelompok
asal, siswa-siswa dikenai kuis individu
4. Jigsaw II
Jigsaw II dikembangkan oleh Slavin (Roy Killen, 1996) dengan
sedikit perbedaan. Dalam belajar kooperatif tipe jigsaw II setiap siswa
memperoleh kesempatan belajar secara keseluruhan konsep sebelum ia belajar
spesialisnya untuk menjadi expert.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1) Pendidik melakukan orientasi
2) Membuat kelompok yang telah
dirangking sebanyak 5 grup
3) Guru membentuk dan membina kelompok
expert
4) Kelompok ahli melakukan diskusi
dalam grup
5) Guru memberikan tes tulis kepada
siswa
6) Pengakuan kelompok
5. Investigasi Kelompok (Group Investigastion)
Investigasi kelompok merupakan model pembelajaran
kooperatif yang sulit untuk diterapkan dan yang paling komkpleks. Pendekatan
ini memerlukan mengajar siswa keterampilan komunikasi dan proses kelompok yang
baik.
Langkah-langkahnya adalah;
1) Siswa memilih subtopik yang
diberikan oleh guru
2) Siswa dan guru merencanakan prosedur
pembelajaran
3) Siswa menerapkan rencana yang mereka
kembangkan dalam tahap kedua
4) Melakukan analisis dan sintesis
5) Presentasi hasil final
6) Evaluasi
6. Think Pair Share (TPS)
Model pembelajaran ini
tergolong tipe koperatif dengan sintaks: Guru menyajikan materi klasikal,
berikan persoalan kepada siswa dan siswa bekerja kelompok dengan cara
berpasangan sebangku-sebangku (think-pairs), presentasi kelompok (share), kuis
individual, buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan berikan
reward.
Langkah-langkahnya adalah:
1) Berpikir
2) Berpasangan
3) Berbagi
7. Numbered Head Together
Pembelajaran kooperatif
tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada
struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan
memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan
oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah
bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka
terhadap isi pelajaran tersebut.
Langkah-langkahnya adalah:
1) Guru membagi siswa kedalam kelompok
3-5 orang dalam 1 kelompok diberikan nomor sampai 1-5
2) Guru mengajukan pertanyaan kepada
siswa dengan menyebutkan nomor
3) Siswa menyatukan pendapatnya
terhadapa jawaban pertanyaan itu
8. Teams Games Tournament (TGT)
Penerapan model ini
dengan cara mengelompokkan siswa heterogen, tugas tiap kelompok bisa sama bis
aberbeda. SDetelah memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja sama dalam bentuk
kerja individual dan diskusi. Usahakan dinamikia kelompok kohesif dan kompak
serta tumbuh rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskuisi nyaman dan
menyenangkan sepeti dalam kondisi permainan (games) yaitu dengan cara guru
bersikap terbuka, ramah , lembut, santun, dan ada sajian bodoran. Setelah
selesai kerja kelompok sajikan hasil kelompok sehuingga terjadi diskusi kelas.
Langkah-langkahnya adalah:
1) Guru menyiapkan kartu soal, LKS dan
Alat
2) Siswa dibagi atas beberapa kelompok
(5orang)
3) Guru mengarahkan aturan permainannya
9. Model Pemrosesan Informasi (Information Procesisng Models)
Menjelaskan bagaimana cara individu
memberi respon yang datang dari lingkungannya dengan
cara mengorganisasikan data, memformulasikan masalah, membangun
konsep dan rencana pemecahan masalah serta penggunaan simbol-simbol verbal
dan non verbal. Model ini memberikan kepada pelajar sejumlah konsep,
pengetesan hipotesis, dan memusatkan perhatian pada
pengembangan kemampuan kreatif. Model pengelolaan informasi ini
secara umum dapat diterapkan pada sasaran belajar dari berbagai usia
dalam mempelajari individu dan masyarakat.
10. MEANINGFULL LEARNING
Langkah-langkahnya
adalah:
1)
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
2)
Guru membagi kelompok 3-5 kelompok
3)
Siswa melakukan pengamatan objek sesuai dengan petunjuk yang
telah diberikan guru
4)
Siswa mendiskusi hasil pengamatan
5)
Siswa menerangkan sebab-sebab kesalahan
6)
Guru menyampikan hasil
7)
Guru menutup kegiatan belajar mengajar (evaluasi)
11. C.T.L (Buku CTL
DEpdiknas, 2002: 10)
Pembelajaran
kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan
(ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa
(daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan
disajkan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan
suasana menjadi kondusif – nyaman dan menyenangkan. Pensip pembelajaran
kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya
menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi.
Langkah-langkahnya
adalah:
1)
Motivasi/Apresiasi : - Di awal ® paham ®
trampil ®
dan jelaskan bahwa belajar lebih bermakna denyan cara belajar sendiri,
menemukan sendiri dan mengkonstruksi sendiri
2)
Masuk ke Inti : - Ceramah sebentar diperbolehkan. - Materi
dipegang siswa, soal-soal dipegang/ditulis di papan. - Mulai dengan INQUIRI
(siswa menemukan), menyuruh siswa merumuskan.
3)
Lanjut ke Refleksi: - Berikan siswa merespon apa yang baru
diajar/diam. - Apa bedanya dengan pelajaran sebelumnya. - Suruh siswa
berbicara/mengatakan atau menulis apa-apa yang merupakan respon terhadap bahan
yang baru diajar.
4) Penilaian
®
Penilaian Proses Lakukan penilaian yang sesungguhnya. - Pada pelajaran Bahasa
Inggris, suruh siswa menggunakan/berbicara dengan bahasa Inggris bila bertemu
dengan guru baik di dalam kelas dan di luar kelas.
12. Probing-prompting
Teknik probing-prompting adalah pembelajaran dengan cara guru
menyajikan serangkaian petanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga
terjadi proses berpikir yang mengaitkan engetahuan sisap siswa dan engalamannya
dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Selanjutnya siswa
memngkonstruksiu konsep-prinsip-aturan menjadi pengetahuan baru, dengan
demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan.
13. MEA (Means-Ends Analysis)
Model pembelajaran ini adalah variasi dari pembelajaran
dengan pemecahan masalah.
Langkah-langkahnya adalah:
1)
Sajikan materi dengan pendekatan pemecahan masalah berbasis
heuristic, elaborasi menjadi sub-sub masalah yang lebih sederhana
2)
Identifikasi perbedaan
3)
susun sub-sub masalah sehingga terjadi koneksivitas
4)
Siswa memilih strategi untuk mencari semua solusi
14. TS-TS
(Two Stay – Two Stray)
Pembelajaran model ini adalah dengan cara siswa berbagi
pengetahuan dan pengalaman dengan kelompok lain.
Langkah-langkahnya adalah:
1)
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok (4 orang)
2)
Dalam kelompok, dua siswa bertamu ke kelompok lain dan dua
siswa lainnya tetap di kelompoknya untuk menerima dua orang dari kelompok lain
3)
Kerja kelompok
4)
Kembali ke kelompok asal
5)
Siswa membuat laporan kelompok
15. Pembelajaran Problem-Based Instruction
Problem Based Learning
(PBL) adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan
masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari
pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki
ketrampilan untuk memecahkan masalah (Kamdi, 2007: 77). PBL atau pembelajaran
berbasis masalah sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah
dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara
berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh
pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.
Langkah-langkahnya adalah:
1)
Guru
mendefisikan atau mempresentasikan masalah atau isu yangberkaitan (masalah bisa
untuk satu unit pelajaran atau lebih, bisa untuk pertemuan satu, dua, atau tiga
minggu, bisa berasal dari hasil seleksi guru atau dari eksplorasi siswa),
2)
Guru
membantu siswa mengklarifikasi masalah dan menentukan bagaimana masalah itu
diinvestigasi (investigasi melibatkan sumber-sumber belajar, informasi, dan
data yang variatif, melakukan surve dan pengukuran),
3)
Guru
membantu siswa menciptakan makna terkait dengan hasil pemecahan masalah yang
akan dilaporkan (bagaimana mereka memecahkan masalah dan apa rasionalnya),
4)
Pengorganisasian
laporan (makalah, laporan lisan, model, program komputer, dan lain-lain), dan
5)
Presentasi
(dalam kelas melibatkan semua siswa, guru, bila perlu melibatkan administator
dan anggota masyarakat).
16. Pembelajaran Tematik
Langkah-langkahnya
adalah:
1)
Kegiatan Pendahuluan/awal/pembukaan
Kegiatan ini
dilakukan terutama untuk menciptakan suasana awal pembelajaran untuk mendorong
siswa menfokuskan dirinya agar mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
Sifat dari
kegiatan pembukaan adalah kegiatan untuk pemanasan. Pada tahap ini dapat
dilakukan penggalian terhadap pengalaman anak tentang tema yang akan disajikan.
Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah bercerita, kegiatan
fisik/jasmani, dan menyanyi
2)
Kegiatan Inti
Dalam kegiatan
inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan
kemampuan baca, tulis dan hitung. Penyajian bahan pembelajaran dilakukan dengan
menggunakan berbagai strategi/metode yang bervariasi dan dapat dilakukan
secara klasikal, kelompok kecil, ataupun perorangan.
3)
Kegiatan Penutup/Akhir dan Tindak Lanjut
Sifat dari
kegiatan penutup adalah untuk menenangkan. Beberapa contoh kegiatan akhir/penutup
yang dapat dilakukan adalah menyimpulkan/mengungkapkan hasil pembelajaran yang
telah dilakukan, mendongeng, membacakan cerita dari buku, pantomim, pesan-pesan
moral, musik/apresiasi musik.
Sumber :
Buku MENDESAIN
MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF-PROGRESIF (TRIANTO, M.PD)
(Buku CTL DEpdiknas, 2002: 10)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar