Business

Minggu, 23 November 2014

Contoh Bibliografi Pendidikan Kewarganegaraan

Approaches to Citizenship Education

Kerr, David. (1999).

Citizenship Education: An International Comparison.

England: National Foundation for Educational Research-NFER


Citizenship education comprises three approaches:
1.     Education ABOUT citizenship focuses on providing students with sufficient knowledge and understanding of national history and the structures and processes of government and political life.
2.     Education THROUGH citizenship involves students learning by doing, through active, participative experiences in the school or local community and beyond. This learning reinforces the knowledge component.
3.     Education FOR citizenship encompasses the other two strands and involves equipping students with a set of tools (knowledge and understanding, skills and aptitudes, values and dispositions) which enable them to participate actively and sensibly in the roles and responsibilities they encounter in their adult lives. This strand links citizenship education with the whole education experience of students. (Kerr, 1999:15-16).

 

 

Komentar

Pendidikan Kewarganegaraan dikonseptualisasikan ke dalam tiga pendekatan
1.     Pendidikan TENTANG kewarganegaraan memusatkan perhatian untuk mempersiap-kan para siswa dengan pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang sejarah nasional dan struktur-struktur dan proses-proses dari pemerintah dan kehidupan politik.
2.     Pendidikan MELALUI kewarganegaraan menitikberatkan pada pelibatan siswa untuk belajar dengan melakukan (by doing), melalui pengalaman-pengalaman yang aktif, berpartisipasi di sekolah atau masyarakat lokal dan di luar. Proses belajar seperti itu diyakini memiliki potensi untuk menguatkan komponen pengetahuan.
3.     Pendidikan UNTUK kewarganegaraan mencakup kedua pendekatan 1) dan 2) yang menitikberatkan pada proses memperlengkapi siswa dengan seperangkat alat (pengetahuan dan pemahaman, keterampilan dan sikap, nilai-nilai dan disposisi-disposisi) yang memungkinkan mereka berpartisipasi secara aktif dan pantas di dalam peran-peran dan tanggung-jawab mereka dalam kehidupan dewasa mereka. Pendekatan ini mengaitkan pendidikan kewarganegaraan dengan keseluruhan pengalaman pendidikan para siswa.



Karakteristik Warganegara Abad 21

Cogan, John J. and Ray Derricott. (1998).
Citizenship Education For the 21st Century: Setting the Context.
London: Kogan Page

 

Eight citizens characteristic

1.              the ability to look at and approach problems as a member of a global society
2.     the ability to work with others in a cooperative way and to take responsibility for one’s roles/duties within society
3.     the ability to understand, accept, appreciate and tolerate cultural differences
4.     the capacity to think in a critical and systemic way
5.     the willingness to resolve conflict and in a non-violent manner
6.     the willingness to change one’s lifestyle and consumption habits to protect the environment
7.     the ability to be sensitive towards and to defend human rights (eg, rights of women, ethnic minorities, etc), and
8.     the willingness and ability to participate in politics at local, national and international levels. (Cogan and Derricott, 1998:115).

Komentar
Karakteristik warganegara abad ke-21 adalah sebagai berikut:
1.       kemampuan mengenal dan mendekati masalah sebagai warga masyarakat global
2.       kemampuan bekerjasama dengan orang lain dan memikul tanggung jawab atas peran atau kewajibannya dalam masyarakat
3.       kemampuan untuk memahami, menerima, dan menghormati perbedaan-perbedaan budaya
4.       kemampuan berpikir kritis dan sistematis
5.       memiliki kepekaan terhadap dan mempertahankan hak asasi manusia (seperti hak kaum wanita, minoritas etnis, dsb
6.       kemampuan mengubah gaya hidup dan pola makanan pokok yang sudah biasa guna melindungi lingkungan
7.       kemampuan menyelesaikan konflik dengan cara damai tanpa kekerasan
8.       kemauan dan kemampuan berpartisipasi dalam kehidupan politik pada tingkatan pemerintahan lokal, nasional, dan internasional.




Banks, James A. (2004).
Teaching for Multicultural Literacy, Global Citizenship, and Social Justice.

Citizenship education should help students develop thoughtful and clarified identifications with their cultural communities and their nation-states. It should also help them to develop clarified global identifications and deep understandings of their roles in the world community. Students need to understand how life in their cultural communities and nations influences other nations and the cogent influence that international events have on their daily lives.

Komentar
Pendidikan Kewarganegaraan perlu membantu para siswa mengembangkan pengetahuan dan identifikasi yang jelas tentang masyarakat, budaya dan negara bangsa mereka. Hal tersebut diperlukan untuk menolong mereka dalam mengembangkan identifikasi global dan pemahamanmendalam tentang peran mereka dalam masyarakat dunia. Para siswa perlu memahami bagaimana hidup di dalam masyarakat budaya mereka dan pengaruh satu negara terhadap negara lain serta keyakinan bahwa kejadian internasional itu berakibat pada hidup mereka sehari-hari.


The Role Of Civic Education
Branson, M. S, 1998.
Center for Civic Education,
Washinton DC: The Communitarian Network.

Activities such as mock elections, mock trials, and simulated legislative hearings promote greater interest and understanding of government and civil society.

Komentar
Keberhasilan pengajaran civic education yang efektif juga dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan kokurikuler yang harus digalakkan, menurut Branson bahwa “ kegiatan-kegiatan seperti simulasi pemilu, simulasi pengadilan, serta simulasi dengar pendapat umum dapat meningkatkan minat dan pemahaman terhadap pemerintahan dan civil society.





Louise Douglas. (2002).
“Global Citizenship”. Citizenship Update Institute for Citizenship.

At Oxfam education we feel that our curriculum for global citizenship is an extremely useful planning tool for teachers wanting to help young people make sense of the world and to develop not only knowledge and understanding but also to skills and attitudes to do so. We see a global citizen as someone who:
1.       is aware of the wider world and has a sense of their own roles as a world citizen
2.       respects and values diversity
3.       has an understanding of how the world works economically, politically, socially, culturally, technologically and environmentally
4.       is outraged by social injustice
5.       participates in and contributes to the community at a large of levels from the local to the global
6.       is willing to act to make the world a more equitable and sustainable place
7.       takes responsibility for their actions

Komentar

Pada pendidikan Oxfam, kita merasakan bahwa  kurikulum untuk kewarganegaraan global telah direncanakan secara ektrem sebagai alat bagi para guru untuk membantu para pelajar memahami dunia dan untuk mengembangkan tidak hanya pengetahuan dan pemahaman tetapi juga keterampilan dan sikap. Kita memandang warganegara global sebagai orang yang:
1.     menyadari dunia secara luas dan mempunyai suatu perasaan dari peran-peran mereka sendiri sebagai warga dunia
2.     pengakuan terhadap nilai-nilai keberagaman
3.     mempunyai satu pemahaman bagaimana dunia bekerja secara ekonomis, politis, sosial, kultural, teknologi dan lingkungan
4.     menolak ketidakadilan sosial
5.     berpartisipasi dan berperan dalam masyarakat secara luas mulai tingkat lokal sampai global
6.     memiliki kemauan untuk bertindak dan membuat dunia sebagai suatu tempat yang patut
7.     bertanggungjawab terhadap tindakan-tindakan mereka




Patrick, J.J. (1997). ‘Global Trends in Civic Education for Democracy’.
ERIC Clearing for Social Studies/Social Science Education, http://www.indiana.edu/ssdc/glotrdig.

Patrick (1997) proposed nine global trends that have broad potential for influencing citizenship education in the constitutional democracies of the world. They are:
1.       Conceptualising of citizenship education in terms of the three interrelated components of civic knowledge, civic skills and civic virtue.
2.       Systematic teaching of core concepts about democratic governance and citizenship.
3.       Analysis of case studies by students to apply core concepts or principles.
4.       Development of decision-making skills.
5.       Comparative and international analysis of government and citizenship.
6.       Development of participatory skills and civic virtues through cooperative learning activities.
7.       The use of literature to teach civic virtues.
8.       Active learning of civic knowledge, skills and virtues.
9.       The connection of content and process in teaching and learning of civic knowledge, skills and virtues.

Komentar :

Sembilan Kecenderungan global yang secara luas mempengaruhi pendidikan kewarganegaraan dalam negarayang menganut faham demokrasi konstitutional,yaitu:
1.    Konseptualisasi pendidikan kewarganegaraan dalam tiga komponen-komponen yang saling berhubungan dengan pengetahuan kewarganegaraan, keterampilan kewarganegaraan dan kebaikan kewarganegaraan.
2.    Pengajaran konsep-konsep inti secara sistematis tentang pemerintah dan kewarganegaraan demokratis.
3.    Analisa dari studi kasus oleh para siswa untuk menerapkan prinsip-prinsip atau konsep-konsep inti.
4.    Pengembangan keterampilan pengambilan keputusan.
5.    Analisis komparatif dan internasional tentang pemerintah dan kewarganegaraan.
6.    Pengembangan keterampilan partisipatoris dan kebaikan kewarganegaraan melalui aktivitas belajar kooperatif.
7.    Pemakaian literatur untuk mengajarkan kebajikan-kebajikan kewarganegaraan.
8.    Mempelajari secara aktif pengetahuan, keterampilan dan kebaikan kewarganegaraan.
9.    Menghubungkan antara isi dan proses dalam belajar dan mengajar pengetahuan, keterampilan, dan kebaikan kewarganegaraan. Patrick (1997)



Cogan, John J. and Ray Derricott. (1998).
Citizenship Education For the 21st Century: Setting the Context.
London: Kogan Page

The five attributes of citizenship: 1) a sense of identity, 2) the enjoyment of certain rights, 3) the fulfilment of corresponding obligations, 4) a degree of interest and involvement in public affairs, and 5) an acceptance of basic societal values. All five are conveyed through a wide variety of institutions, both governmental and non governmental, including the media, but they are usually seen as a particular responsibility of the school. Citizenship education, in the broadest sense, is an important task in all contemporary societies. (Cogan and Derricot, 1998: 2-3).

Komentar
Secara konseptual, seorang warganegara seyogyanya memiliki lima ciri utama, yaitu: jati diri, kebebasan untuk menikmati hak tertentu, memenuhi kewajiban-kewajiban terkait, tingkat minat dan keterlibatan dalam urusan publik, tingkat dan pemilikan nilai-nilai dasar kemasyarakatan. Kesemuanya disampaikan melalui bermacam institusi, baik pemerintahan maupun nonpemerintahan, termasuk media, tetapi hal tersebut biasanya dilihat sebagai bagian dari tanggung jawab sekolah. Pendidikan kewarganegaraan, dalam pengertian yang luas, adalah tugas yang penting di dalam semua masyarakat masa ini.

Branson, M. S, 1998.
Center for Civic Education,
Washinton DC: The Communitarian Network.

Civic knowledge is concerned with the content or what citizens ought to know; the subject matter, if you will.

Komentar
Civic knowledge atau pengetahuan kewarganegaraan merupakan salah satu komponen utama dalam PKn. Secara konseptual civic knowledge atau pegetahuan kewarganegraan berkaitan dengan kandungan atau apa yang seharusnya diketahui oleh warganegara.



Branson, M. S, 1998.
Center for Civic Education,
Washinton DC: The Communitarian Network.

Seems unable to counter the belief that, in politics, one either wins or loses, and to win means getting everything at once, now! The sense that politics can always bring another day, another chance to be heard, to persuade and perhaps to gain part of what one wants, is lost. Political education today seems unable to teach the lessons of our political history: Persistent civic engagement-the slow, patient building of first coalitions and then majorities-can generate social change. (Carter and Elshtain, 1997.)

Komentar

Tampaknya untuk melawan keyakinan, bahwa dalam politik, bisa menang dan bisakalah, yang menangkan sekarang berarti mendapatkan semuanya sekaligus, pemahaman selama ini bahwa politik selalu dapat membawa suatu dihari lain, atau kesempatan lain untuk didengarkan, membujuk dan barangkali untuk mendapatkan bagian dari apa yang diinginkan, adalah salah.Pendidikan politik sekarang tampaknya tidak mampu memberikan pelajaran mengenai sejarah politik kita: pekerjaan kewarganegaraan yang terus-menerus membangun koalisi awal dan perlahan hingga menjadi mayoritas yang dapat menghasilkan perubahan social.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar