Approaches to Citizenship
Education
Kerr, David. (1999).
Citizenship Education: An International Comparison.
England: National Foundation for Educational
Research-NFER
Citizenship
education comprises three approaches:
1.
Education ABOUT citizenship focuses on providing students with sufficient knowledge
and understanding of national history and the structures and processes of
government and political life.
2.
Education THROUGH citizenship
involves students learning by
doing, through active, participative experiences in the school or local
community and beyond. This learning reinforces the knowledge component.
3.
Education FOR citizenship encompasses the other two strands and involves equipping
students with a set of tools (knowledge and understanding, skills and aptitudes,
values and dispositions) which enable them to participate actively and sensibly
in the roles and responsibilities they encounter in their adult lives. This
strand links citizenship education with the whole education experience of
students. (Kerr, 1999:15-16).
Komentar
Pendidikan Kewarganegaraan dikonseptualisasikan ke
dalam tiga pendekatan
1.
Pendidikan
TENTANG kewarganegaraan memusatkan perhatian untuk mempersiap-kan para siswa
dengan pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang sejarah nasional dan
struktur-struktur dan proses-proses dari pemerintah dan kehidupan politik.
2.
Pendidikan
MELALUI kewarganegaraan menitikberatkan pada pelibatan siswa untuk belajar
dengan melakukan (by doing), melalui
pengalaman-pengalaman yang aktif, berpartisipasi di sekolah atau masyarakat
lokal dan di luar. Proses belajar seperti itu diyakini memiliki potensi untuk
menguatkan komponen pengetahuan.
3.
Pendidikan
UNTUK kewarganegaraan mencakup kedua pendekatan 1) dan 2) yang menitikberatkan
pada proses memperlengkapi siswa dengan seperangkat alat (pengetahuan dan
pemahaman, keterampilan dan sikap, nilai-nilai dan disposisi-disposisi) yang
memungkinkan mereka berpartisipasi secara aktif dan pantas di dalam peran-peran
dan tanggung-jawab mereka dalam kehidupan dewasa mereka. Pendekatan ini
mengaitkan pendidikan kewarganegaraan dengan keseluruhan pengalaman pendidikan
para siswa.
Karakteristik Warganegara Abad 21
Cogan, John J. and Ray Derricott. (1998).
Citizenship Education For the 21st
Century: Setting the Context.
London: Kogan Page
Eight citizens characteristic
1.
the
ability to look at and approach problems as a member of a global society
2.
the
ability to work with others in a cooperative way and to take responsibility for
one’s roles/duties within society
3.
the
ability to understand, accept, appreciate and tolerate cultural differences
4.
the
capacity to think in a critical and systemic way
5.
the
willingness to resolve conflict and in a non-violent manner
6.
the
willingness to change one’s lifestyle and consumption habits to protect the
environment
7.
the
ability to be sensitive towards and to defend human rights (eg, rights of women, ethnic minorities, etc),
and
8.
the
willingness and ability to participate in politics at local, national and
international levels. (Cogan
and Derricott, 1998:115).
Komentar
Karakteristik warganegara abad ke-21 adalah sebagai
berikut:
1.
kemampuan
mengenal dan mendekati masalah sebagai warga masyarakat global
2.
kemampuan
bekerjasama dengan orang lain dan memikul tanggung jawab atas peran atau
kewajibannya dalam masyarakat
3.
kemampuan
untuk memahami, menerima, dan menghormati perbedaan-perbedaan budaya
4.
kemampuan
berpikir kritis dan sistematis
5.
memiliki
kepekaan terhadap dan mempertahankan hak asasi manusia (seperti hak kaum
wanita, minoritas etnis, dsb
6.
kemampuan
mengubah gaya hidup dan pola makanan pokok yang sudah biasa guna melindungi
lingkungan
7.
kemampuan
menyelesaikan konflik dengan cara damai tanpa kekerasan
8.
kemauan
dan kemampuan berpartisipasi dalam kehidupan politik pada tingkatan
pemerintahan lokal, nasional, dan internasional.
Banks, James A. (2004).
Teaching for
Multicultural Literacy, Global Citizenship, and Social Justice.
Citizenship
education should help students develop thoughtful and clarified identifications
with their cultural communities and their nation-states. It should also help
them to develop clarified global identifications and deep understandings of
their roles in the world community. Students need to understand how life in
their cultural communities and nations influences other nations and the cogent
influence that international events have on their daily lives.
Komentar
Pendidikan
Kewarganegaraan perlu membantu para siswa mengembangkan pengetahuan dan
identifikasi yang jelas tentang masyarakat, budaya dan negara bangsa mereka.
Hal tersebut diperlukan untuk menolong mereka dalam mengembangkan identifikasi
global dan pemahamanmendalam tentang peran mereka dalam masyarakat dunia. Para
siswa perlu memahami bagaimana hidup di dalam masyarakat budaya mereka dan
pengaruh satu negara terhadap negara lain serta keyakinan bahwa kejadian
internasional itu berakibat pada hidup mereka sehari-hari.
The Role Of Civic Education
Branson, M. S, 1998.
Center for Civic Education,
Washinton DC: The Communitarian Network.
Activities such
as mock elections, mock trials, and simulated legislative hearings promote
greater interest and understanding of government and civil society.
Komentar
Keberhasilan pengajaran civic education yang efektif juga dipengaruhi oleh
kegiatan-kegiatan kokurikuler yang harus digalakkan, menurut Branson bahwa “
kegiatan-kegiatan seperti simulasi pemilu, simulasi pengadilan, serta simulasi
dengar pendapat umum dapat meningkatkan minat dan pemahaman terhadap
pemerintahan dan civil society.
Louise
Douglas. (2002).
“Global
Citizenship”. Citizenship Update Institute for Citizenship.
Tersedia
di : www.citizen.org.uk/education/resources/html
At Oxfam education we feel
that our curriculum for global citizenship is an extremely useful planning tool
for teachers wanting to help young people make sense of the world and to
develop not only knowledge and understanding but also to skills and attitudes
to do so. We see a global citizen as someone who:
1.
is aware of the wider world and has a sense of their own
roles as a world citizen
2.
respects and values diversity
3.
has an understanding of how the world works
economically, politically, socially, culturally, technologically and
environmentally
4.
is outraged by social injustice
5.
participates in and contributes to the community at a
large of levels from the local to the global
6.
is willing to act to make the world a more equitable and
sustainable place
7.
takes responsibility for their actions
Komentar
Pada pendidikan Oxfam, kita merasakan bahwa kurikulum untuk kewarganegaraan global telah
direncanakan secara ektrem sebagai alat bagi para guru untuk membantu para
pelajar memahami dunia dan untuk mengembangkan tidak hanya pengetahuan dan
pemahaman tetapi juga keterampilan dan sikap. Kita memandang warganegara global
sebagai orang yang:
1.
menyadari
dunia secara luas dan mempunyai suatu perasaan dari peran-peran mereka sendiri
sebagai warga dunia
2.
pengakuan
terhadap nilai-nilai keberagaman
3.
mempunyai
satu pemahaman bagaimana dunia bekerja secara ekonomis, politis, sosial,
kultural, teknologi dan lingkungan
4.
menolak
ketidakadilan sosial
5.
berpartisipasi
dan berperan dalam masyarakat secara luas mulai tingkat lokal sampai global
6.
memiliki
kemauan untuk bertindak dan membuat dunia sebagai suatu tempat yang patut
7.
bertanggungjawab
terhadap tindakan-tindakan mereka
Patrick,
J.J. (1997). ‘Global Trends in Civic Education for Democracy’.
ERIC
Clearing for Social Studies/Social Science Education,
http://www.indiana.edu/ssdc/glotrdig.
Patrick (1997) proposed nine global trends that
have broad potential for influencing citizenship education in the
constitutional democracies of the world. They are:
1.
Conceptualising of citizenship education in terms of the
three interrelated components of civic knowledge, civic skills and civic
virtue.
2.
Systematic teaching of core concepts about democratic
governance and citizenship.
3.
Analysis of case studies by students to apply core concepts
or principles.
4.
Development of decision-making skills.
5.
Comparative and international analysis of government and
citizenship.
6.
Development of participatory skills and civic virtues
through cooperative learning activities.
7.
The use of literature to teach civic virtues.
8.
Active learning of civic knowledge, skills and virtues.
9.
The connection of content and process in teaching and
learning of civic knowledge, skills and virtues.
Komentar :
Sembilan Kecenderungan global yang secara luas
mempengaruhi pendidikan kewarganegaraan dalam negarayang menganut faham
demokrasi konstitutional,yaitu:
1.
Konseptualisasi
pendidikan kewarganegaraan dalam tiga komponen-komponen yang saling berhubungan
dengan pengetahuan kewarganegaraan, keterampilan kewarganegaraan dan kebaikan
kewarganegaraan.
2.
Pengajaran
konsep-konsep inti secara sistematis tentang pemerintah dan kewarganegaraan
demokratis.
3.
Analisa
dari studi kasus oleh para siswa untuk menerapkan prinsip-prinsip atau
konsep-konsep inti.
4.
Pengembangan
keterampilan pengambilan keputusan.
5.
Analisis
komparatif dan internasional tentang pemerintah dan kewarganegaraan.
6.
Pengembangan
keterampilan partisipatoris dan kebaikan kewarganegaraan melalui aktivitas
belajar kooperatif.
7.
Pemakaian
literatur untuk mengajarkan kebajikan-kebajikan kewarganegaraan.
8.
Mempelajari
secara aktif pengetahuan, keterampilan dan kebaikan kewarganegaraan.
9.
Menghubungkan
antara isi dan proses dalam belajar dan mengajar pengetahuan, keterampilan, dan
kebaikan kewarganegaraan. Patrick (1997)
Cogan, John J. and Ray
Derricott. (1998).
Citizenship Education For the 21st
Century: Setting the Context.
London: Kogan Page
The five attributes of
citizenship: 1) a sense of identity, 2) the enjoyment of certain rights, 3) the
fulfilment of corresponding obligations, 4) a degree of interest and
involvement in public affairs, and 5) an acceptance of basic societal values.
All five are conveyed through a wide variety of institutions, both governmental
and non governmental, including the media, but they are usually seen as a
particular responsibility of the school. Citizenship education, in the broadest
sense, is an important task in all contemporary societies. (Cogan and Derricot,
1998: 2-3).
Komentar
Secara konseptual, seorang warganegara seyogyanya
memiliki lima ciri utama, yaitu: jati diri, kebebasan untuk menikmati hak
tertentu, memenuhi kewajiban-kewajiban terkait, tingkat minat dan keterlibatan
dalam urusan publik, tingkat dan pemilikan nilai-nilai dasar kemasyarakatan.
Kesemuanya disampaikan melalui bermacam institusi, baik pemerintahan maupun
nonpemerintahan, termasuk media, tetapi hal tersebut biasanya dilihat sebagai
bagian dari tanggung jawab sekolah. Pendidikan kewarganegaraan, dalam
pengertian yang luas, adalah tugas yang penting di dalam semua masyarakat masa
ini.
Branson, M. S, 1998.
Center for Civic Education,
Washinton DC: The Communitarian Network.
Civic knowledge
is concerned with the content or what citizens ought to know; the subject
matter, if you will.
Komentar
Civic knowledge
atau
pengetahuan kewarganegaraan merupakan salah satu komponen utama dalam PKn.
Secara konseptual civic knowledge atau
pegetahuan kewarganegraan berkaitan dengan kandungan atau apa yang seharusnya
diketahui oleh warganegara.
Branson, M. S, 1998.
Center for Civic Education,
Washinton DC: The Communitarian Network.
Seems
unable to counter the belief that, in politics, one either wins or loses, and
to win means getting everything at once, now! The sense that politics can
always bring another day, another chance to be heard, to persuade and perhaps
to gain part of what one wants, is lost. Political education today seems unable
to teach the lessons of our political history: Persistent civic engagement-the
slow, patient building of first coalitions and then majorities-can generate
social change. (Carter and Elshtain, 1997.)
Komentar
Tampaknya untuk melawan
keyakinan, bahwa dalam politik, bisa menang dan bisakalah, yang menangkan
sekarang berarti mendapatkan semuanya sekaligus, pemahaman selama ini bahwa
politik selalu dapat membawa suatu dihari lain, atau kesempatan lain untuk
didengarkan, membujuk dan barangkali untuk mendapatkan bagian dari apa yang
diinginkan, adalah salah.Pendidikan politik sekarang
tampaknya tidak mampu memberikan pelajaran mengenai sejarah politik kita:
pekerjaan kewarganegaraan yang terus-menerus membangun koalisi awal dan
perlahan hingga menjadi mayoritas yang dapat menghasilkan perubahan social.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar