Kata Filsafat
berasal dari bahasa Yunani, philosophia
: philein artinya cinta, philos pecinta, sophia kebijakan atau hikmat. Jadi
filsafat artinya cinta akan kebijaksanaan. Filsafat berarti hasrat atau
keinginan yang sungguh akan kebenaran sejati.
Filsafat pertama
muncul di Yunani semenjak kira-kira abad ke-7 SM. Filsafat muncul ketika
orang-orang mulai berfikir-fikir dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan
lingkungan disekitar mereka dan tidak menggantungkan diri kepada agama lagi
untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini. Di Yunani tidak seperti
di daerah-daerah lainnya yang mengenal kasta pendeta sehingga secara
intelektual orang lebih bebas. Orang Yunani pertama bisa diberi gelar filosof
adalah Thales dari Mileta, sekarang dipesisir barat Turki. Tetapi,
filosof-filosof Yunani yang terbesar tentu saja ialah : Socrates, Plato dan
Aristoteles. Socrates adalah guru Plato sedangkan Aristoteles adalah murid
Plato. Bahkan ada yang berpendapat bahwa sejarah filsafat tidak lain hanyalah
“komentar-komentar karya Plato belaka”. Hal ini menunjukkan pengaruh Plato yang
sangat Besar pada sejarah filsafat.
Filsafat ilmu
adalah bagian dari filsfat pengetahuan atau sering juga disebut dengan
Epistimlogi. Epistimologi berasal dari bahasa Yunani episcmc yang berarti
knowledge, pengetahuan dan logos yang berarti teori. Istilah ini pertama kali
dipopulerkan oleh J.F. Ferrier tahun 1854 yang membuat dua cabang filsafat
yakni epistemology dan ontology (on being, wujud, apa + logos = teori),
ontology (teri tentang apa).
Secara sederhana
dapat dikatakan bahwa filsafat ilmu adalah dasar yang menjiwai dinamika proses
kegiatan memperoleh pengetahuan secara ilmiah. Ini berarti bahwa terdapat
pengetahuan ilmiah dan tak-ilmiah. Adapun yang tergolong ilmiah ialah yang
disebut ilmu pengetahuan, yaitu akumulasi pengetahuan yang telah disistemasi
dan diorganisasi sedemikian rupa. Sehingga memenuhi asas pengaturan secara
prosedural, metologis, teknis, dan nrmatif akademis. Dengan demikian teruji
kebenarannya sehingga memenuhi kesahihah atau validasi ilmu, atau secara ilmiah
dapat dipertanggungjawabkan.
Sedangkan
pengetahuan tak-ilmiah adalah yang masih tergolong pra-ilmiah. Dalam hal ini
berupa pengetahuan hasil serapan inderawi yang secara sadar diperoleh, baik
yang telah lama maupun yang baru didapat. Disamping itu termasuk yang diperoleh
secara pasif atau diluar kesadaran seperti ilham, intuisi, wangsit atau wahyu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar