Business

Minggu, 23 November 2014

Sejarah Filsafat Ilmu

Kata Filsafat berasal dari bahasa Yunani,  philosophia : philein artinya cinta, philos pecinta, sophia kebijakan atau hikmat. Jadi filsafat artinya cinta akan kebijaksanaan. Filsafat berarti hasrat atau keinginan yang sungguh akan kebenaran sejati.
Filsafat pertama muncul di Yunani semenjak kira-kira abad ke-7 SM. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai berfikir-fikir dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan disekitar mereka dan tidak menggantungkan diri kepada agama lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini. Di Yunani tidak seperti di daerah-daerah lainnya yang mengenal kasta pendeta sehingga secara intelektual orang lebih bebas. Orang Yunani pertama bisa diberi gelar filosof adalah Thales dari Mileta, sekarang dipesisir barat Turki. Tetapi, filosof-filosof Yunani yang terbesar tentu saja ialah : Socrates, Plato dan Aristoteles. Socrates adalah guru Plato sedangkan Aristoteles adalah murid Plato. Bahkan ada yang berpendapat bahwa sejarah filsafat tidak lain hanyalah “komentar-komentar karya Plato belaka”. Hal ini menunjukkan pengaruh Plato yang sangat Besar pada sejarah filsafat.
Filsafat ilmu adalah bagian dari filsfat pengetahuan atau sering juga disebut dengan Epistimlogi. Epistimologi berasal dari bahasa Yunani episcmc yang berarti knowledge, pengetahuan dan logos yang berarti teori. Istilah ini pertama kali dipopulerkan oleh J.F. Ferrier tahun 1854 yang membuat dua cabang filsafat yakni epistemology dan ontology (on being, wujud, apa + logos = teori), ontology (teri tentang apa).
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa filsafat ilmu adalah dasar yang menjiwai dinamika proses kegiatan memperoleh pengetahuan secara ilmiah. Ini berarti bahwa terdapat pengetahuan ilmiah dan tak-ilmiah. Adapun yang tergolong ilmiah ialah yang disebut ilmu pengetahuan, yaitu akumulasi pengetahuan yang telah disistemasi dan diorganisasi sedemikian rupa. Sehingga memenuhi asas pengaturan secara prosedural, metologis, teknis, dan nrmatif akademis. Dengan demikian teruji kebenarannya sehingga memenuhi kesahihah atau validasi ilmu, atau secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan.
Sedangkan pengetahuan tak-ilmiah adalah yang masih tergolong pra-ilmiah. Dalam hal ini berupa pengetahuan hasil serapan inderawi yang secara sadar diperoleh, baik yang telah lama maupun yang baru didapat. Disamping itu termasuk yang diperoleh secara pasif atau diluar kesadaran seperti ilham, intuisi, wangsit atau wahyu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar