Business

Minggu, 23 November 2014

Mengenal Karakter


            Begitu besarnya pengaruh karakter dalam kehidupan. Namun, sebelum berbicara lebih jauh ada baiknya kita memahami artu dari karakter tesebut. Secara bahasa, karakter berasal dari bahasa Yunani, charassein, yang artinya “mengukir”. Sifat utama ukiran adalah melekat kuat diatas benda yang diukir. Tidak mudah usang tertelan waktu. Menghilangkan ukiran sama saja dengan menghilangkan benda yang diukir itu. Sebab, ukiran melekat dan menyatu dengan bendanya. Ini berbeda dengan gambar atau tulisan tinta yang hanya disapukan diatas permukaan benda. Seperti itu jua karakter.
            Jika karakter merupakan seratus persen turunan dari orang tua, tentu saja karakter tidak bisa dibentuk. Ia merupakan bawaan dari lahir seseorang. Namun, jika gen hanyalah salah satu faktorpembentuk karakter, kita akan meyakini bahwa karter bisa dibentuk semenjak anak lahir.
Dalam berbagai literatur, kebiasaan yang dilakukan secara berulang-ulang yang didahului oleh kesadaran dan pemahaman akan menjadi karakter seseorang. Gen hanya merupakan faktor penentu saja. Namun, jangan pula meremehkan faktor genetis ini. Meskipun ia bukan satu-satunya penentu, ia adalah penentu pertama yang melekat pada diri anak. Jika tidak ada proses berikutnya yang memiliki pengaruh kuat, boleh jadi faktor genetis inilah yang akan menjadi karakter anak.
            Jika melihat bahwa karakter bisa dibangun atau dibenuk, ia pasti bisa diubah. Sebab, pembangunan dan pembentukan itu sendiri sejatinya adalah perubahan. Hanya saja, jika bangunan tidak permanen yang menggunakan bahan-bahan rapuh, maka mengubahnya pun akan lebih cepat dan mudah. Tetapi, karakter bukanlah sesuatu yang mudah untuk diubah. Sebab, secara bahasa saja, karakter sudah memiliki makna ‘sulit diubah’. Jika sesuatu itu mudah diubah, ia bukanlah karakter. Mungkin saja ia hanyalah sifat, sikap, pandangan, pendapat, atau pendirian.
            Perlu dimengerti bahwa perintah dan larangan adalah bagian yang sangat kecil dalam upaya pembentukan karakter. Perintah dan larangan hanya bantuan sederhana dalam menlong anak untuk melakukan kebaikan dan menghindari kesalahan. Hal pertama yang paling penting sesungguhnya adalah menanamkan kesadaran kepada anak tentang pentingnya sebuah kebaikan.
            Setelah proses penyadaran dan pemahaman berjalan, anak dibimbing untuk melakukannya dalam tindakan nyata. Impian yang kuat adalah modal utama. Namun, tundakan yang nyata adalah penentu keberhasilan. Orang tua yang ingin anaknya memiliki  karakter baik harus melakukan upaya-upaya untuk menuju ke sana. Ia harus menyediakan waktu, energi, dan pikiran bahkan mungkin ia akan mencari materi untuk mewujudkannnya.
            Orang tua pasti ingin anaknya sukses. Sifat-sifat dasar yang oang tua ingin an agar tumbuh pada diri anak perlu dirumuskan secara jelas.
            Keberanian dan ketabahan adalah modal utama bagi setiap orang untuk sukses. Setinggi-tingginya cita-cita yang diterapkan, juka tidak didukung oleh keberanian dan ketabahan, ia akan berubah menjadi khayalan belaka.
            Keberanian dan ketabahan dalam memegang prinsip yang diyakini akan memudahkan seseorang memengaruhi orang lain.
            Lahirnya sifat pemberani dan tabah juga berawal dari keyakinan yang kuat akan prinsip yang dipegang. Seorang anakharus dilatih untuk memegang prinsip-prinsip kehidupan yang dipegang mulai sejak dini untuk menumbuhkan keberaniaanya. Tanpa prinsip, keberanian dan ketabahan sulit terlahir. Seseorang tidak akan mampu untuk mengambil eputusan-keputusan yang berisiko. Hiduonya akan dibayangi oleh kebimbangan  dan keragu-raguan. Dia akan mudah mencari alibi agar dirinya terhindar dari tanggungjawab. Alibi-alibi itu dibuat hanya untuk menutupi rasa takut dan khawatir akan risiko yang menghinggapi dirinya. Dia jua akan mudah mengorbankan oranglain demi menyelamatkan dirinya. Inilah yang perlu diwaspadai oleh para orang tua yang tidak ingin anaknya tumbuh menjadi seorang pengecut.
            Keyakinan adalah pilar penyangga utama keberanian dan ketabahan. Keyakinan yang paling utama adalah keyakinan terhadap aturan agama untuk manusia.
            Biasakan anak untuk selalu mengucapkan kata-kata optimis ketuka ia sedang berupaya menggapai sesuatu. Atau ketika mereka ingin kebaikan dalam dirinya. Bahkan ketika banyak orang yang meragukan atau mempertanyakan kemampuannya.
Biasakan untuk selalu melakukan perencanaan dengan baik. Rencana adalah setengah dari keberhasilan. Kegagalan akan membuat rencana sama dengan merencanakan kegagalan. Urgensi perencanaa yang baik ini adalah untuk mengimbangi kuatnya keyakinan. Inilah yang sering ditanamkan oleh para pakar manjemen dalam membuat program.
            Dalam perjalan seseorang, harapan adalah kehidupan itu sendiri. Harapan yang baik dengan kadar yang tepat akan menumbuhkan sikap optimistis. Harapan jua salah satu kunci menuju sukses. Adapun harapan yang minim akan menyebabkan timbulnya sikap pesimistis. Sebaliknya, orang yang memiliki harapan yang terlalu berlebihan akan sering bersikap kekankan. N A I F .
            Sifat berikutnya yangterkait dengan keberanian dan ketabahan adalah ketekunan. Salah satu ciri orang yang tabah adalah tekun. Ia tidak mudah menganggap dirinya gagal, dan segera berpindah dari suatu pekerjaan yang klain. Banyak orang yang menginginkan kesuksesan. Namun, kesuksesan tak kunjung menghampiri dirinya hanya karena ia mudah menganggap dirinya gagal.
            Untuk itu, anak-anak perlu diberi latihan-latihan khusus menumbuhkan ketekunan mereka. Harapanya akan terlatih untuk memiliki daya tahan terhadap pekerjaan yang sedang digelutinya meskpun kesulitan demi kesulitan menghadang didepan mata.
            Sementara itu, jenis pekerjaan yang bisa dijadikan media untuk menumbuhkan ketekunan ada bermacam-macam. Seperti mengerjakan pekerjaan rumah.
            Sifat lain yang terkait dengan keberanian adalah kesetian. Dalam bentuk apapun, kesetiaan sangat membutuhkan keberanian. Orang yang setia terhadap sesuatu akan tumbuh keberaniannya untuk membela dan melakukan perlindumgam. Dengan modal kemampuan yan terbatas sekalipun, orang yang setia akan tetap nekat untuk melakukan perlawanan terhadap bahaya yang mengancam kesetiannya.
Membangun Kemampuan Mengendalikan Diri
            Dalam pembahasan tentang pengendalian diri, para ilmuan Barat memasukan sabar dan syukur sebagai salah satu elemen penyangga di dalamnya. Seolah-olah mereka ingin mengatakan bahwa inti pengendalian diri ada pada dua kata itu.
Beberapa tindakan yang bisa dilatihkan untuk menumbuhkan mengendalikan diri pada anaknya diantaranya sbb:
Jauhkan Jauhkan anak dari sumpah serapah. Sumpah serpah adalah bukti ketidakmampuan seorang dalam mengendalikan diri. Ia sebenarnya sama persis dengan amukan yang biasanya dikeluarkan orang ketika marah. Hanya saja, sumpah serapah adaah amukan dalam bentuk ucapan.
            Dalam konteks pengendalian diri, pengungkapan rasa kesal dan marah dalam bentuk apapun tidak diperkenankan. Menyalurkan amarah seperti ini dilandasi oleh pemahaman jika seseorang sering menahan amarah, ia akan berpotensi terserang beragam penyakit berat, seperti penyakit jantung, darah tinggi, stroke dan lain sebagainya.
            Sudah sepatutnya anak dilatih untuk tidak pernah mengumpat. Umpatan atau sumpah serapah dijauhkan dari kehidupan anak dengan menggunakan dua cara. Cara yang pertama adalah mencegah anak mendengar atau melihat sumpah serapah dari pihak lain. Cara kedua adalah mencegah anak untuk mengucapkannya dengan cara membuat peraturan yang disepakati.
Menumbuhkan Sikap Adil dan Bijaksana
            Dalam terminologi Islam, “adil” biasa dimaknai dengan meletakkan sesuatu pada tempatnya. Keadilan adalah kemampuan seseorang dalam menyikapi suatu perkara sesuai dengan kondisi obyektifnya, sehingga sikapnya itu memiliki dasar yang kokoh dan sulit untuk dibantah atau dilemahkan.
            Untuk mencapai kemampuan bersikap adil ini, seseorang dituntut untuk memiliki kemampuan yang baik dengan memahami sebuah objek. Dia harus memiliki logika berpikir yang sehat. Orang yang logika berpikirnya telah rusak akan sulit bersikap adil. Demikian juga orang yang tidak memiliki kemampuan berlogika yang sehat, maka dirinya akan sulit untuk berperilaku adil.
            Selain sehat dan waras berlogika, adil juga mensyaratkan sikap tanggungjawab. Orang yang tidak bertanggung jawab akan sulit untuk bersikap adil. Tangung jawab inilah yang akan mendorong dirinya mengambil keputusan sesuai dengan kebenaran yang diyakininya, meskipun itu berisiko tinggi.
            Sifat-sifat yang terkait dengan pembangunan karakter adil ini, yaitu arah hidup, ketaatan, amanah, tanggungjawab, dan sportivitas.
Arah Hidup
            Hidup adalah perjalanan. Banyak orang memaknai tujuan hidup ini sebatas pada terjaminnya kebahagiaan dan kesejahteraan masa tua. Tanpa arah hidup yang benar, seseorang akan sulit berbuat adil.
Contonya:
Kecenderungan manusia untuk berlaku tidak adil terhadap orang yang dibencinya. Jika seorang haim mengadili orang yang sangat ia benci, boleh jadi keputusan yang diambil sangat memberatkan terdakwa. Sedangkan sebaliknya, jika hakim ini mengadili orang yang dicintainya, mungkin sekali ia akan berupaya sekuat tenaga untuk mencari celah agar hukumannya itu ringan.
Singkat kata, nafsu manusia sering tidak mampu membedakan perilaku dengan pelaku. Perilaku pelanggaran berat bisa menjadi ringan jika pelakunya disukai. Hanya arah hidup yang benarlah yang akan membuat orang ampu membedakan mana perilaku dan mana pelaku.
            Orang yang tidak mempunyai arah hidup yang jelas akan kesulitan ketika berhadapan dengan orang yang berseberangan dengan dirinya. Ia tidak punya keberanian untuk menyatakan kebenaran. Oleh karen itu, ia tidak bisa diharapkan untuk bersikap adil. Efek dari keadilan memang kepuasan maksimal kepada semua pihak. Tetapi, keadilan tidak boleh mencederai kebenaran, apalagi sampai meninggalkan dan mengabaikannya.
Tanggung Jawab
            Tanggung jawab pada taraf yang paling rendah adalah kemampuan seseorang untuk menjalankan kewajiban karena dorongan dari dalam dirinya, atau biasa disebut dengan panggilan jiwa. Ia mengerjakan sesuatu bukan semata-mata karena adanya aturan yang menyuruh untuk mengerjakan hal itu. Tetapi, ia merasa sesungguhnya ia tidak menunaikan pekerjaan tersebut dengan baik, ia merasa sesungguhnya ia tidak pantas untuk untuk menerima apa yang selam ini menjadi haknya.
            Ini adalah tanggung jawab paling dasar yang biasa disebut responsibility. Diatas responsibility masih ada lagi jenis tanggung jawab yang lebih tinggi, yaitu pereceived responsibility. Perceived responsibility masih ada jenis tanggung jawab seseorang atas sesuatu yang menurut pandangan umum bukan merupakan tanggung jawabnya. Ia melakukan pekerjaan bukan semata-mata karena ia merasa telah menerima haknya atas pekerjaan itu, tetapi seratus persen karena panggilan jiwa. Boleh jadi, pekerjaan yang digelutinya dengan tekun setiap hari sesungguhnya merupakan tanggung jawab orang lain.
            Orang yang bertanggung jawab sesungguhnya telah memiliki modal yang sangat berharga untuk menjadi orang yang adil. Dengan rasa tanggung jawab yang dimilikinya, ia akan selalu berusaha mengambil keputusan yang bisa dipertanggung jawabkan, baik dihadapan sesama maupun didepan Tuhan Yang Maha Esa.
Sportif
            Sikap sprtif juga merupakan salah satu pilar penyangga karakter adil. Biasakanlah anak untuk mengakui keunggulan dan kelebihan orang lain, jika orang itu memang memiliki keunggulan.
            Dalam menjalani interaksi sosialnya, seseorang dituntut untuk mampu mengendalikan diri ketika ia harus mengakui keunggulan dan kemenangan berada dipihak lain.
Sikap Hormat
            Rasa hormat merupakan perwujuan dari pengakuan atas keberadaan orang lain tanpa memerdulikan predikat yang melekat pada diri orang tersebut. Bahkan rasa hormat tetap diperlukan meskipun orang yang kita hormati berada dibawah kita secara predikat.
Integritas
            Dengan memiliki intergritas, seseorang akan mampu bersikap dan berbuat secara bijaksana. Caranya yaitu anak harus memiliki ilmu yang memadai. Ia harus menjadi orang pandai, memiliki banyak ilmu dan pengetahuan. Intinya, ia harus menjadi orang pintar ditengah kaumnya. Setelah anak memiliki banyak ilmu, maka ia harus didorong dan diberi stimulan agar ia senantiasa beramal sesuai dengan ilmu yang dimilikinya itu.
            Persoalan intergritas memang berat dan pelik. Sekadar contoh, eorang pelajar yang tidak menggunakan waktunya secara maksimal untuk belajar, rata-rata bukan karena tidak tahu atau tiidak paham bahwa tugas mereka sebagai plajar.
            Integritas sa ngat terkait dengan rasa malu-malu kepada manusia, lebih-lebih kepada yang Maha Kuasa, ketika ilmu tidak sesuai dengan amalan, manakala ucapan tak sesuai dengan perbuatan, dan tatkala tindakan dirasa telah melanggar nilai-nilai yang tertanam telah melanggar nilai yang tertanam dalam hati.
            Perasaan malu kepada sesama manusia sangat penting untuk dimiliki. Sebab, jika malu terhadap sesama ini telah hilang, derajat seseorang telah sama rendahnya dengan binatang.
            Tetapi maliu sejati yaitu malu kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ia selalu melihat kita dimanasaja dan kapan saja. Inilah syarat utama Integritas.
Kisah – Kisah Pembangun Jiwa
            Untuk menumbuhkan karakter positif kepada anak, orang tua perlu mengenalkan kepada mereka tokoh-tokoh atau pahlawan-pahlawan yang bissa mereka jadikan idola. Untuk itu, dalam kesempatan yang terbatas ini, saya tetap berusaha untuk menampilkan beberapa kisah yang bisa diceritakan oleh orang tua kepada anak.

JIKA MATAHARI di TANGAN KANANKU DAN REMBULAN di TANGAN KIRIKU
            Untuk melenhyapkan cahay Islam, kaum kafir Quraisy bersepakat untuk membunuh Nabi Muhammad. Namun, sebelum mengambil langkah lebih jauh, mereka menemui pamannya, Abu Thalib.
            Kepada Abu Thalib, mereka katakan “Keponakan Anda mencaci sesembahan dan agama kami, dan menyebut kami orang-orang jahil. Dia juga mengatakan bila nenek moyang kami adalah orang-orang sesat. Kami tidak bisa bersabar lagi menghadapinya”.
            Abu Thalib menyadari situasi gawat yang dihadapinya. Ia memanggil Muhammad dan memceritakan semua yang dikatakan oleh para pembesar Quraisy itu. Ia berkata “Jagalah dirimu dan diriku dan jangan membebaniku dengan sesuatu yang melebihi kemampuanku”.
            Dengan tenag dan teguh hati, Muhammad SAW menjawab, “Walaupun mereka meletakkan matahari ditangan kananku dan rembulan di tangan kiriku agar akan berpaling dari agama yang ku bawa ini, aku tidak akan berhenti sampai Allah mengantarkan aku pada kejayaan Islam atau aku mati karenanya.”
            Tersentuh oleh nada tinggi dari jawaban keponakan tersayangnya, Abu Thalib menjawab, “Lakukanlah apa yang ingin kau lakukan! Demi Tuhan Pemeliharan Kakbah, aku tidak akan menyerahkanmu kepada mereka.”

M. Ebrahim Khan

DIALOG DUA KESATRIA
            Pada peristiwa perang Yarmuk, paukan Roma dipimpin oleh beberapa jendral. Diantaranya adalah Panglima Gergorius Theodorus, atau dalam literatur Islam dikenal dengan nama Jirji Tudur. Pada suatu ketika, ia keluar dari tenda dan melangkah ke tengah medan menantang Panglima Khalid bin Walid untuk perang tanding satu lawan satu. Ini adalah tradisi perang tanding sebelum perang massal antar-pasukan dilancarkan.
            Panglima Khalid pun keluar untuk melayani tantangan itu. Pertarungan pun terjadi. Beberapa saat kemudian, tombak Panglima Gergorius patah menjadi dua tertebas pedang Khalid. Ia kemudian mengganti senjatanya dengan sebuah pedang berat. Pertarungan berlangsung kembali. Tak lama kemudian, terjadi persilangan pedang yang sangat dahsyat. Kedua pihak saling dorong dengan kekuatan masing-masing. Kuda-kuda mereka pun saling meringkik. Namun, justru pada saat keduanya adu dorong dan tekan itulah, sejarah mencatat dialog yang terjadi diantara mereka berdua.
            “Hai Khalid! Coba katakan dengan benar dan jangan bohongi aku. Seorang merdeka tidak layak berbohong. Dan jangan tipu aku! Seorang ksatria tidak pantas berdusta! Coba katakan, apakah betul Allah turun kepada Nabimu membawa pedang dari langit lalu menyerahkannya kepadamu, sehingga kamu mendapat gelar ‘Pedang Allah’. Setiap kamu mencabut pedang itu, maka tidak ada lawan yang tidak tunduk?”, tanya Gergorius.
            “Tidak!!” jawab Khalid.
            “Lantas kenapa engkau digelari Pedang Allah?” Panglima Khalid menatap lawannya itu. Seolah-olah timbul rasa saling pengertian, keduanya sama-sama menarik pedang dan menyarungkannya. Khalid kemudian menjawab lebih lanjut,
            “Allah yang MahaAgung dan Mahamulia mengutus seorang Nabi kepada kami. Semula kami menentangnya dan memusuhinya. Sebagian dari kami beriman, dan sebagian memusuhi. Aku termasuk pihak yang memusuhinya. Akan tetapui, Allah kemudian menurunkan hidanyahnya kepadaku dan aku pun beriman dan menjadi pengikutnya. Nabi berkata kepadaku, ‘Engkau adalah sebuah pedang dari sekian pedang Allah, terhunus untuk menghadapi kaum musyrik.’ Beliau mendoakan ku supaya selalu menang. Karena itulah aku disebut Pedang Allah.”
            “Aku lebih dapat menerima keterangan mu daripada mendengar dongengan tentangmu dari orang lain,” kata Gergorius. “Dalam menjalankan tugas,” lanjutnya, “ajakan pakah yang kamu bawa?”
            “Mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah, dan berikrar dalam hati bahwa ajarannya itu datang dari Allah.”
            “Jika tidak bersedia menerimanya?”
            “Pilihan berikutnya adalah perang. Dan kami siap untuk itu.”
            “Bagaimana kedudukan orang yang masuk ke lingkunganmu dan menerima pilihan pertama itu hari ini?”
            “Kedudukannya dihadapan kami hanya ada satu, sesuai dengan yang ditetapkan Allah kepada kami, baik mulia maupun hina, duluan maupun belakangan.”
            “Orang yang masuk kedalam lingkunganmu, wahai Khalid, apakah sama kedudukannya dalam segala hal?”
            “Ya, benar.”
            “Kenapa bisa sama denganmu, sedangkan kamu lebih dahulu darinya?”
            “Kami memeluk Islam dan mengikat baiat terhadap Nabi Muhammad. Beliau hidup bersama kami, dan menyaksikan kebesarannya dan mukjizat-mukjizatnya. Sedangkan orang yang belakangan tidak pernah berjumpa dengannya dan tidak pernah menyaksikan semuanya itu. Tetapi ia membenarkan ajaranya. Jikalau itu jujur dan niatnya jujur, sebetulnya ia lebih mulia daripada kami.”
            “Keteranganmu bersifat benar, tidak menipu, dan tidak membujuk. Demi Allah, aku terima anjuran yang pertam itu.”
            Sejarah mencatat, Panglima Gergorius Theodorus segera melemparkan perisainya lalu berangkat bersama Khalid menuju perkemahan pasukan Islam. Pada saat perang Yarmuk yang dahsyat itu pecah, ia pun bahu-membahu bersama Khalid dan Syahid dalam pertempuran tersebut. Dalam memeluk agama Islam, Panglima Gergorius hanya sempat melaksanakan shalat dua rakaat.

Joesoef  Sou’yb



HARGA SEBUAH INTEGRITAS
            Semasa menjadi Khalifah, Umar bin Khatab melarang mencapur susu dengan air. Suatu malam, ia keluar menuju pinggiran kota Madinah. Tanpa diduga, ia mendengar seorang wanita berkata pada putrinya, “Sudahlah kau campur susu daganganmu dengan air? Subuh telah datang!”
            Anak perempuan itu menjawab, “Bagaimana mungkin aku mencampurnya, sedangkan Amirul Mukminin telah melarang mencampur susu dengan air?”
            “Orang-orang telah mencampurkannya. Kau campurkan saja. Toh, Amirul Mukminin tidak akan tahu,” sang ibu menimpali.
            “Jika Umar tidak tahu, Tuhan Umar pasti tahu. Aku tidak akan mencampurinya karena dia telah melarangnya,” jawab sang anak.
            Perkataan anak perempuan itu masuk kedalam relung hai Umar bin Khatab. Pagi harinya Umar mengundang Ashim, putranya, dan berkata, dan berkata, “Putraku, pergilah kau ke tempat ini. Tanyakanlah anak putri ini (Umar menceritakan anak perempuan itu kepada putranya).
            Ashim lalu pergi. Ternyata anak perempuan tersebut berasal dari Hilal Umar laluj berkata, “Pergilah dan nikahi lah dia. Ia sangat tepat unuk melahirkan seorang kesatria yang akan memimpin bangsa Arab.”
            Ashim lalu mengawini wanita ini karena integritas yang dimilikinya. Kelak, wanita itu melahirkan seorang puteri, yaitu Ummu Hasyim, Laila bingti Ashim bin Umar bin Khattab, yang kemudian dinikahi oleh Abdul Aziz bin Mawan bin Hakam. Dari pasangan inilah, lahir Umar bin Abdul Aziz yang terkenal itu.

Abdullah bin Abdul Hakam










KARAKTER PARA KESATRIA

            Perbatasan kekaisaran Romawi membentang sampai pinggiran Arabia. Oleh sebab itu, munculnya kekuatabn islam mengganggu kenyamanan Kaisar Romawi. Apalagi, dalam beberapa peperangan, tentara Romawi sering dikalahkan oleh pasukan Muslim yang dikirim Umar.
            Kekalahan yang tidak diduga itu memaksa Kaisar Heraklius mengadakan e=rapat mendadak bersama Dewan Perang. Ia menyampaikan pidatonya kepada para Jendralnya, “Tentara arab lebih kecil, baik dari jumlah maupun kekuatan, dibanding kalian. Namun, mengapa kalian tidak juga mampu menahan serangan?”
            Para Jendral Romawi menundukkan kepala karena malu. Mereka diam, tak ada yang berani berbicara. Akhirnya seorang Jendral senior angkat bicara. Rahasia penaklukan Arab terletak pada karakter mereka. Mereka mengabdikan sebagian malam mereka untk beribadah kepada Tuhan, mereka berpuasa di siang hari bila diperlukan, dan mereka tidak pernah menganiaya orang lain. Persamaan derajat berlaku diantara mereka. Karena itulah, mereka sangat berani dalam tindakan dan tekad mereka tidak tergoyahkan. Sedangkan kita? Kita angkuh dan terbiasa melakukan perbuatan dosa, kita sering melanggar janji, dan menganiaya kaum lemah. Maka dari pada itu, kita miskin semangat dan keberanian.

M. Ebrahim Khan


DAFTAR PUSTAKA

Adhim, Mohammad Fauzil. 2006. Positive Parenting :
            Cara-cara Islami Menumbuhkan Karakter Positif Anak. Bandung: Mizania.

Al-Bankani, Abu Anas Majid. 2006. Perjalanan Ulama Menuntut ilmu. Darul Falah.

Al-Fauzan, Shalih bin Fauzan bin Abdullah. 2002 .
            Kitab Tauhid. Jakarta: Darul Haq

Khan, M. Ebrahim, Kisah-kisah Teladan Rasulullah, Para Sahabat, dan Orang-orang Shalih.
            Yogyakarta: Mitra Pustaka

Sou’yb, Joesoef. 1979, Sejarah Khilafat Khulafaur Rashidin, Jakarta: Bulan Bintang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar