KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,yang telah memberikan izin dan kemudahan kepada kami dalam menyusun
makalah yang berjudul Macam-macam Model Kurikulum ini. Hal yang paling mendasar
yang mendorong kami untuk menyusun makalah ini adalah keaktifan dan tugas kami
dalam mata kuliah Kurikulum Buku Teks, dalam memenuhi syarat perkuliahan yang
kami tempuh.
Dalam kesempatan ini,kami dari
kelompok 6 mengucapkan terimakasih banyak atas bimbingan dosen dan semua pihak
yang telah mendukung terjadinya makalah ini ,sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik. Jika terdapat kesalahan atas
pembuatan makalah ini baik dari segi ejaan atau pembahasan isi materi,kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya karna kami juga masih dalam tahap
pembelajaran. Kritik dan saran dari
pembaca sangat kamu harapkan demi perbaikan makalah ini selanjutnya, dan semoga
kritik dan saran pambaca semua dapat berguna bagi kita semua. Amin Penulis Pontianank,8 April 2014 iDaftar Isi Hal:
Kata pengantar……………………………………………………………….. i
Daftar isi………………………………………………………………………. ii
BAB I Pendahuluan…………………………………………………………...1
A. Latar
Belakang Masalah…………………………………………….1
B.
Perumusan Masalah…………………………………………………1 C.
Tujuan Penulisan Makalah………………………………………….2BAB II Kajian Teori…………………………………………………………...3
1. Dimensi
pengertian kurikulum………………………………………3
2.
Fungsi Kurikulum……………………………………………………5 3.
Peranan Kurikulum………………………………….……………….6BAB III Pembahasan…………………………………………………………..8
A.
Kurikulum Subjek Akademis………………………………………..8
B.
Kurikulum Humanistik………………………………………………11 C.
Kurikulum Rekonstruksi Sosial……………………………………..13 D.
Kurikulum Teknologis……………………………………………….15BAB IV Penutup………………………………………………………………..18
Kesimpulan……………………………………………………………...18
Daftar
Pustaka……………………………………………………….….iii
iiBAB IPENDAHULUANEmpat aliran pendidikan yaitu pendidikan klasik, pribadi,
teknologi, dan interaksionis. Empat aliran atau teori pendidikan tersebut
memiliki model konsep kurikulum dan praktik pendidikan yang berbeda. Model
konsep kurikulum dari teori pendidikan klasik disebut kurikulum subjek
akademis, pendidikan pribadi disebut kurikulum humanistik, teknologi pendidikan
disebut kurikulum teknologis, dan dari pendidikan interaksionis disebut
kurikulum rekostruksi sosial.Makalah berikut ini mengulas tentang
gambaran dari beberapa macam model konsep kurikulum tersebut. Oleh karena itu, untuk dapat
memahami pembahasan mengenai hal-hal seperti yang telah dijelaskan di atas,
maka sangat perlu uraian-uraian pada bab berikutnya disimak dengan seksama.
B.
Perumusan
MasalahDalam makalah ini akan memaparkan uraian mengenai “Macam-macam Model Konsep Kurikulum”. Untuk lebih mudah dalam memahami isi
makalah, maka perlulah terlebih dahulu mengetahui rumusan masalah berikut:1. Apa
yang dimaksud dengan kurikulum subjek akademis beserta ciri-cirinya, pemilihan
disiplin ilmu, dan penyesuaian mata pelajaran dengan perkembangan anak?2. Apa
yang dimaksud dengan kurikulum humanistik beserta konsep dasarnya, kurikulum
konfluen dan ciri-ciri, serta metodenya?3. Apa
yang dimaksud dengan kurikulum rekonstruksi sosial beserta desain, komponen,
dan pelaksanaan pengajarannya?4. Apa
yang dimaksud dengan kurikulum teknologis beserta ciri-ciri dan
pengembangannya? C.
Tujuan
Penulisan MakalahPenulisan makalah ini bertujuan agar mahasiswa (i) dapat
mengetahui dan memahami:1.
Kurikulum
subjek akademis beserta ciri-cirinya, pemilihan disiplin ilmu, dan penyesuaian
mata pelajaran dengan perkembangan anak?
2. Kurikulum humanistik beserta konsep
dasarnya, kurikulum konfluen dan ciri-ciri, metode serta karakteristiknya?
3. Kurikulum rekonstruksi sosial
beserta desain, komponen, dan pelaksanaan pengajarannya?
4. Kurikulum teknologis beserta
ciri-ciri dan pengembangannya?
5.
Mempermudah
dalam mempelajari hal-hal apa saja yang berkaitan dengan pembahasan tersebut.
Makalah ini juga disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
Ibu Dra. Salamah, M. Pd pada mata kuliah Pengembangan Kurikulum.
BAB IIKAJIAN TEORI
Berdasar Visi Misi pendidikan Indonesia yang telah
diatur dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional (SISDIKNAS). Dalam penjelasan
atas UU.RI.No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dikemukakan
bahwa pendidika nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai
pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara
Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan
proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. 1.
Dimensi Pengertian Kurikulum
Toto Ruhimat dkk (S. Hamid Hasan,1988)
mengemukakan bahwa kurikulum memiliki empat dimensi pengertian, yaitu:1.
Kurikulum sebagai suatu ide/ gagasan,2.
Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang sebenarnya merupakan perwujudan
sebagai suatu ide,3.
Kurikulum sebagai suatu kegiatan yang sering pula disebut dengan istilah kurikulum realita atau implementasi
kurikulum. Secara teoritis dimensi kurikulum ini adalah pelaksanaan dari
kurikulum sebagai suatu rencana tertulis,4.
Kurikulum sebagi suatu hasil yang merupakan konsekuensi dari kurikulum sebagai
suatu kegiatan.a).Pengertian
kurikulum dihubungkan dengan dimensi ide kurikulum itu adalah sekumpulan ide yang akan dijadikan
pedoman dalam pengembangan kurikulum selanjutnya. Toto Ruhimat dkk (Donald E.
Orlosky and B. Othanel Smith, 1978) mengemukakan “ curriculum is the substance
of the school program. It is the content pupils are expected to lear”.
b).Pengertian kurikulum dikaitkan
dengan dimensi rencana
Kurikulum adalah seperangkat
rencana dan cara mengadministrasikan tujuan, isi, dan bahan pembelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendididkan tertentu . pengertian-pengertian yang berkaitan
dengan dimensi ini, diantaranya: Toto Ruhimat (Hilda Taba, 1962)
mengemukakan“….A curriculum is a plan for learning; therefore,what is know
about the learning process and the development of the individual has bearing on
the shaping of curriculum”
Kurikulum adalah seperangkat
rencana dan cara mengadministrasikan tujuan, isi, dan bahan pembelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendididkan tertentu . pengertian-pengertian yang berkaitan
dengan dimensi ini, diantaranya: Toto Ruhimat (Hilda Taba, 1962)
mengemukakan“….A curriculum is a plan for learning; therefore,what is know
about the learning process and the development of the individual has bearing on
the shaping of curriculum” Kurikulum adalah seperangkat
rencana dan cara mengadministrasikan tujuan, isi, dan bahan pembelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendididkan tertentu . pengertian-pengertian yang berkaitan
dengan dimensi ini, diantaranya: Toto Ruhimat (Hilda Taba, 1962)
mengemukakan“….A curriculum is a plan for learning; therefore,what is know
about the learning process and the development of the individual has bearing on
the shaping of curriculum” Kurikulum adalah seperangkat
rencana dan cara mengadministrasikan tujuan, isi, dan bahan pembelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendididkan tertentu . pengertian-pengertian yang berkaitan
dengan dimensi ini, diantaranya: Toto Ruhimat (Hilda Taba, 1962)
mengemukakan“….A curriculum is a plan for learning; therefore,what is know
about the learning process and the development of the individual has bearing on
the shaping of curriculum” Kurikulum adalah seperangkat
rencana dan cara mengadministrasikan tujuan, isi, dan bahan pembelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendididkan tertentu . pengertian-pengertian yang berkaitan
dengan dimensi ini, diantaranya: Toto Ruhimat (Hilda Taba, 1962)
mengemukakan“….A curriculum is a plan for learning; therefore,what is know
about the learning process and the development of the individual has bearing on
the shaping of curriculum”c).pengertian kurikulum dikaitkan
dengan dimensi aktifitas
kurikulum merupakan segala
aktifitas dari guru dan siswa dalam proses pembelajaran disekolah.
pengertian-pengertian yang berkaitan dengan dimensi ini,diantaranya: Toto
Ruhimat dkk( Harold Albertty, 1953) mengemukakan “ All of the activities that
are provide for studens by the school constitutes its curriculum” .
kurikulum merupakan segala
aktifitas dari guru dan siswa dalam proses pembelajaran disekolah.
pengertian-pengertian yang berkaitan dengan dimensi ini,diantaranya: Toto
Ruhimat dkk( Harold Albertty, 1953) mengemukakan “ All of the activities that
are provide for studens by the school constitutes its curriculum” . kurikulum merupakan segala
aktifitas dari guru dan siswa dalam proses pembelajaran disekolah.
pengertian-pengertian yang berkaitan dengan dimensi ini,diantaranya: Toto
Ruhimat dkk( Harold Albertty, 1953) mengemukakan “ All of the activities that
are provide for studens by the school constitutes its curriculum” . kurikulum merupakan segala
aktifitas dari guru dan siswa dalam proses pembelajaran disekolah.
pengertian-pengertian yang berkaitan dengan dimensi ini,diantaranya: Toto
Ruhimat dkk( Harold Albertty, 1953) mengemukakan “ All of the activities that
are provide for studens by the school constitutes its curriculum” . kurikulum merupakan segala
aktifitas dari guru dan siswa dalam proses pembelajaran disekolah.
pengertian-pengertian yang berkaitan dengan dimensi ini,diantaranya: Toto
Ruhimat dkk( Harold Albertty, 1953) mengemukakan “ All of the activities that
are provide for studens by the school constitutes its curriculum” . d).Pengertian kurikilum berkaitan
dengan dimensi hasil
Kurikulum dipandang dari segi
hasilyang akan dicapai oleh siswa sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan
yang menjadi tujuan dari kurikulum tersebut. pengertian-pengertian yang
berkaitan dengan dimensi ini,diantaranya: Toto Ruhimat dkk (Hilda Taba dalam
nasution, Azas-azas kurikulum) mengemukakan “ Segala usaha yang dilakukan oleh
sekolah untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam situasi didalam ataupun
diluar sekolah”. ( Hilda Taba dalam nasution, Azas-azas kurikulum).
Kurikulum dipandang dari segi
hasilyang akan dicapai oleh siswa sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan
yang menjadi tujuan dari kurikulum tersebut. pengertian-pengertian yang
berkaitan dengan dimensi ini,diantaranya: Toto Ruhimat dkk (Hilda Taba dalam
nasution, Azas-azas kurikulum) mengemukakan “ Segala usaha yang dilakukan oleh
sekolah untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam situasi didalam ataupun
diluar sekolah”. ( Hilda Taba dalam nasution, Azas-azas kurikulum). Kurikulum dipandang dari segi
hasilyang akan dicapai oleh siswa sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan
yang menjadi tujuan dari kurikulum tersebut. pengertian-pengertian yang
berkaitan dengan dimensi ini,diantaranya: Toto Ruhimat dkk (Hilda Taba dalam
nasution, Azas-azas kurikulum) mengemukakan “ Segala usaha yang dilakukan oleh
sekolah untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam situasi didalam ataupun
diluar sekolah”. ( Hilda Taba dalam nasution, Azas-azas kurikulum). Kurikulum dipandang dari segi
hasilyang akan dicapai oleh siswa sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan
yang menjadi tujuan dari kurikulum tersebut. pengertian-pengertian yang
berkaitan dengan dimensi ini,diantaranya: Toto Ruhimat dkk (Hilda Taba dalam
nasution, Azas-azas kurikulum) mengemukakan “ Segala usaha yang dilakukan oleh
sekolah untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam situasi didalam ataupun
diluar sekolah”. ( Hilda Taba dalam nasution, Azas-azas kurikulum). Kurikulum dipandang dari segi
hasilyang akan dicapai oleh siswa sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan
yang menjadi tujuan dari kurikulum tersebut. pengertian-pengertian yang
berkaitan dengan dimensi ini,diantaranya: Toto Ruhimat dkk (Hilda Taba dalam
nasution, Azas-azas kurikulum) mengemukakan “ Segala usaha yang dilakukan oleh
sekolah untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam situasi didalam ataupun
diluar sekolah”. ( Hilda Taba dalam nasution, Azas-azas kurikulum). 2. Fungsi Kurikulum Fungsi kurikulum bagi guru, kurikulum
berfungsi sebagai pedomen dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bagi kepala
sekolah dan pengawas, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan
supervise atau pengawasan. Bagi orang tua kurikulum berfungsi sebagai pedoman
dalam membimbing anaknya belajar di rumah. Bagi masyarakat, kurikulum berfungsi
sebagai pedoman untuk memberi bantuan bagi penyelenggaraan proses pendiddikan
di sekolah. Bagi siswa itu sendiri, kurikulum berfungsi sebagai pedoman
belajar. Berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi
siswa sebagai subjek didik, terdapat enam fungsi kurikulum, yaitu:a.
Fungsi Penyesuaian (the adjustive or adaptive function)
Kurikulum harus mampu mengarahkan siswa agar mampu menyesuiaankan dirinya
dengan lingkunagn baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. b.
Fungsi integrasi (the integrating function) kurikulum bermakna sebagai alat
pendidikan harus mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh, untuk dapat
hidup dan berintegrasi dengan masyarakat. c.
Fungsi Diferensiasi (the differenting function) kurikulum bermakna sebagai alat
pendidikan harus mampu memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu siswa. d.
Fungsi persiapan (the propedeutic function) kurikulum bermakna sebagai alat
pendidikan harus mampu mempersiapkan siwa untuk melanjutkan studi kejenjang
pendidikan selanjutnya. e.
Fungsi pemilihan (the selective function) Kurikulum bermakna sebagai alat
pendidikan harus mampu memberi kesempatan kepada siswa untuk memilih program
belajar yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya. f.
Fungsi Diagnosis (the diagnostic function) Kurikulum bermakna sebagai alat
pendidikan harus mampu membantu dan mengarahkan siswa untuk dapat memahami dan
menerima kekuatan (potensi) dan kelemahan yang dimilikinya. 3. Peranan Kurikulum Kurikulum memiliki peranan yang sangat
setrategis dan menentukan dalam pencapaian tujuan pendidikan. Terdapat tiga
peranan yang dinilai sangat penting, yaitu : a.
Peranan Konservatife Menekankan bahwa kurikulum itu dapat
dijadikan sebagai sarana untuk mentrasmisikan nilai-nilai warisan budaya masa
lalu yang dianggap masih relevan dengan masa kini kepada generasi muda. b.
Peranan Kreatif Menekankan bahwa kurikulum harus mampu
mengembangkan sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan yang terjadi dan
kebutuhan-kebutuhan masyarakat pada masa sekarang dan masa mendatang. c.
Peranan Kritis dan Evaluatif Peranan ini dilatarbelakangi oleh
adanya budaya yang hidup dalam masyarakat senantiasa mengalami perubahan,
sehingga pewarisan nilai-nilai dan budaya masa lalu kepada siswa perlu disesuaikan
dengan kondisi yang terjadi pada masa sekarang. Menekankan kurikulum harus
turut aktif berfatisipasi dalam kontrol atau filter sosial. BAB IIIPEMBAHASAN A. Kurikulum
Subjek AkademisKurikulum subjek akademis adalah model konsep kurikulum
tertua dan masih sering dipakai sampai saat ini, karena kurikulum ini cukup
praktis, mudah disusun, mudah digabungkan dengan tipe lainnya. Kurikulum subjek
akademis bersumber dari pendidikan klasik (perenialisme dan esensialisme) yang
berorientasi pada masa lalu. Kurikulum ini lebih mengutamakan isi pendidikan.
Pada kurikulum ini, orang yang berhasil dalam belajar adalah orang yang
menguasai seluruh atau sebagian besar isi pendidikan yang diberikan atau
disiapkan oleh guru.Isi pendidikan disesuaikan dengan displin ilmu. Para
pengembang kurikulum tidak perlu menyusun dan mengembangkan bahan sendiri,
melainkan cukup mengorgansisasi secara sistematis mengenai isi materi yang
dikembangkan para ahli disiplin ilmu, sesuai dengan tujuan pendidikan dan tahap
perkembangan siswa yang akan mempelajarinya. Kurikulum ini sangat mengutamakan
pengetahuan maka pendidikannya lebih bersifat intelektual.Kurikulum subjek akademis tidak berarti hanya menekankan
pada materi yang disampaikan, dalam secara berangsur memperhatikan proses
belajar yang dilakukan siswa. Salah satu contoh kurikulum yang berdasarkan atas
struktur pengetahuan adalah Man: A Course of Study (MACOS). MACOS adalah
kurikulum untuk sekolah dasar, terdiri atas buku-buku, film, poster, rekaman,
permainan, dan perlengkapan kelas lainnya. Kurikulum ini ditujukan untuk
mengadakan penyempurnaan tentang pengajaran ilmu sosial dan humanitas, dengan
pengarahan dan bimbingan Brunner. Sasaran utama kurikulum MACOS adalah
perkembangan kemampuan intelektual, yaitu membangkitkan penghargaan dan
keyakinan akan kemampuan sendiri dan memberikan serangkaian cara kerja yang
memungkinkan anak walaupun dengan cara sederhana mampu menganalisis kehidupan
sosial.Ada 3 pendekatan dalam perkembangan kurikulum subjek
akademis, yaitu:1.
Melanjutkan
pendekatan struktur pengetahuan.
Murid-murid belajar bagaimana memperoleh dan menguji fakta, serta bukan
sekedar mengingatnya.2. Studi yang bersifat integrative
Pengorganisasian tema-tema pengajaran didasarkan atas fenomena-fenomena
alam, proses kerja ilmiah dan problema-problema yang ada. Maka, dikembangkan
suatu model kurikulum yang terintegrasi (integrated curriculum). Ada
beberapa ciri model kurikulum yang dikembangkan:a. Menentukan tema-tema yang membentuk
satu kesatuan (unifying theme). b. Menyatukan kegiatan belajar dari
beberapa disiplin ilmu.
c.
Menyatukan
berbagai cara/metode belajar.
3. Pendekatan yang
dilaksanakan pada sekolah-sekolah fundamentalis. Ciri-ciri kurikulum subjek akademis yaitu sebagai berikut:a. Bertujuan untuk pemberian ide
pengetahuan yang solid serta melatih para siswa menggunakan ide-ide dan proses
“penelitian”.
b. Metode yang paling sering digunakan
adalah metode ekspositori dan inkuiri.
c. Materi atau ide-ide diberikan oleh guru
yang kemudian dielaborasi oleh siswa sampai terkuasai, dengan proses sebagai
berikut: konsep utama disusun secara sistematis, kemudian dikaji, selanjutnya
dicari berbagai masalah penting, kemudian dirumuskan dan dicari cara
pemecahannya.
Pola-pola organisasi isi (materi pelajaran) kurikulum subjek
akademis diantaranya sebagai berikut:1. Correlated curriculum adalah pola organisasi materi atau
konsep suatu pelajaran yang dikorelasikan dengan pelajaran lainnya.
2. Unifyied atau Concentrated curriculum
adalah pola organisasi bahan pelajaran tersusun dalam tema-tema pelajaran
tertentu, yang mencakup materi dari berbagai pelajaran displin ilmu.
3. Integrated curriculum yaitu sama halnya dengan unifyied
curriculum, namun yag membedakan pada integrated curriculum tidak nampak lagi
displin ilmunya. Bahan ajar diintegrasikan dalam suatu persoalan, kegiatan atau
segi kehidupa tertentu.
4. Problem solving curriculum adalah pola organisasi isi yang
berisi topik pemecahan masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupan dengan
menggunakan pengetahuan dan keterampilan yag diperoleh dari berbagai displin
ilmu.
Ada beberapa saran untuk mengatasi
masalah dalam memilih disiplin ilmu, yaitu:a. Mengusahakan adanya penugasan yang
menyeluruh (comprehensiveness) dengan menekankan pada bagaimana cara menguji
kebenaran atau mendapatkan pengetahuan.
b. Mengutamakan kebutuhan masyarakat
(social utility), memilih dan menentukan aspek-aspek dari disiplin ilmu yang
sangat diperlukan dalam kehidupan masyarakat.
c.
Menekankan
pengetahuan dasar yaitu pengetahuan-pengetahuan yang menjadi dasar bagi
penguasaan disiplin-disiplin ilmu yang lainnya.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dalam melihat
karakteristik pada perkembangan anak, maka perlu dilakukan penyempurnaan. Pertama,
untuk mengimbangi penekanannya pada proses berfikir, coba awali mereka
dengan mendorong penggunaan intuisi dan tebakan-tebakan. Kedua, adanya
upaya-upaya untuk menyesuaikan pelajaran dengan perbedaan individu dan
kebutuhan masyarakat setempat. Ketiga, pemanfaatan fasilitas dan sumber
yang ada pada masyarakat.Untuk evaluasi, kurikulum subjek akademis menggunakan bentuk
evaluasi yang bervariasi, namun lebih banyak digunakan bentuk uraian (essay)
dari pada tes objektif. B. Kurikulum
HumanistikKurikulum ini berdasarkan konsep aliran pendidikan pribadi (persoznalized
educationi) yaitu John Dewey dan J.J. Rousseau. Konsep ini lebih
mengutamakan siswa yang merupakan subjek yang menjadi pusat utama kegiatan
pendidikan. Selain itu, pendidik humanis lebih juga berpegang pada konsep
Gestalt, bahwa seorang anak merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Pendidikan
diarahkan kepada membina manusia yang utuh bukan saja dari segi fisik dan
intelektual tetapi juga segi sosial dan afektif (emosi, sikap, perasaan, nilai,
dan lain-lain). Ada tiga aliran yang termasuk dalam pendidikan humanistik,
yaitu:1. Pendidikan Konfluen, menekankan
keutuhan pribadi, individu harus merespons secara utuh (baik segi pikiran,
perasaan, maupun tindakan), terhadap kesaruan yang menyeluruh dari lingkungan.
2. Kritikisme Radikal, pendidikan
sebagai upaya untuk membantu anak menemukan dan mengembangkan sendiri segala
potensi yang dimilikinya.
3. Mistikisme Modern, yaitu
aliran yang menekankan latihan dan pengembangan kepekaan perasaan, kehalusan
budi pekerti, melalui sensitivity training, yoga, meditasi, dan
sebagainya.
Kurikulum konfluen memiliki
ciri-ciri utama sebagai berikut:a. Partispasi, kurikulum ini menekankan partisipasi
murid dalam belajar.
b. Integrasi, adanya interaksi, interpenetrasi,
dan integrasi dari pemikiran, perasaan dan juga tindakan.
c.Relevasi, adanya kerelevanan is kurikulum
antara kebutuhan, minat dan kehidupan murid.
d.Pribadi, anak, memberikan tempat utama pada pribadi
anak untuk berkembang dan beraktualisasi potensi secara utuh.
e.Tujuan, memiliki tujuan mengembangka pribadi
yang utuh.
Dalam memilih kegiatan belajar ada beberapa cara yang dapat
dilakukan, yaitu:1) Mengidentifikasi tema-tema atau
topik-topik yang mengandung makna
2) Materi disajikan dalam bentuk yang
belum selesai, agar diharapkan muncul secara spontan dari prosedur kegiatan
pembelajaran.
Dalam evaluasi, kurikulum humanistik lebih mengutamakan
proses dari pada hasil, dan tidak memiliki kriteria pencapaian. Sasaran
kurikulum ini adalah perkembangan anak agar menjadi manusia yang lebih terbuka
dan lebih mandiri. C. Kurikulum
Rekonstruksi SosialKurikulum ini lebih memusatkan perhatian pada
problema-problema yang dihadapinya dalam masyarakat. Pada kurikulum ini,
pendidikan bukan upaya sendiri, melainkan kegiatan bersama, interaksi, dan
kerja sama. Kerja sama dan interaksi yag terjadi bukan hanya antara guru dan
siswa, melainkan antara siswa dengan siswa, siswa dengan lingkungan serta siswa
dengan sumber belajar lainnya.Pandangan rekonstruksi sosial di dalam kurikulum dimulai
sekitar tahun 1920-an. Harold Rug melihat adanya kesenjangan antara kurikulum
dengan masyarakat. Rug menginginkan siswa dapat mengidentifikasi dan memecahkan
masalah-masalah sosial sehingga diharapkan dapat menciptakan masyarakat baru
yang lebih stabil.Theodore Brameld, pada awal tahu 1950-an menyampaikan
gagasanya tentang rekonstruksi sosial. Untuk melaksanakan hal itu, sekolah
mempunyai kewajiban membantu individu mengembangkan kemampuan sosialnya dan
membantu bagaimana berpartisipasi sebaik-baiknya dalam kegiatan sosial.Ciri-ciri desain kurikulum rekonstruksi sosial adalah
sebagai berikut:1. Bertujuan utama menghadapkan para
siswa pada tantangan, ancaman, hambatan-hambatan atau gangguan-gangguan yang
dihadapi manusia dalam masyarakat.
2. Kegiatan belajar dipusatkan pada
masalah-masalah sosial yang mendesak.
3. Pola-pola organsasi kurikulum ini
disusun seperti sebuah roda, ditengah-tengahnya sebagai poros merupakan masalah
yang menjadi tema utama.
Hernawan, Susilana.2012.Pengembangan Kurikulum dan Pembeajaran. Jakarta:Universitas terbukahttp://murniasihmu.wordpress.com/2011/12/31/model-konsep-kurikulum/
Hamalik, oemar. 2007. Dasar-dasar pengembangan kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.Syaodih, sukmadinata, nana. 2008. Pengembangan kurikulum . bandung: PT Remaja rosdakarya.Nana syaodik sukmadinata. 1998. Prinsip dan landasan pengembangan kurikulum. Jakarta: PT Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar