Business

Minggu, 23 November 2014

Makalah Model Kurikulum

KATA PENGANTAR             Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,yang telah memberikan izin  dan kemudahan kepada kami dalam menyusun makalah yang berjudul Macam-macam Model Kurikulum ini. Hal yang paling mendasar yang mendorong kami untuk menyusun makalah ini adalah keaktifan dan tugas kami dalam mata kuliah Kurikulum Buku Teks, dalam memenuhi syarat perkuliahan yang kami tempuh.              Dalam kesempatan ini,kami  dari kelompok 6 mengucapkan terimakasih banyak atas bimbingan dosen dan semua pihak yang telah mendukung terjadinya makalah ini ,sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.            Jika terdapat kesalahan atas pembuatan makalah ini baik dari segi ejaan atau pembahasan isi materi,kami mohon maaf yang sebesar-besarnya karna kami juga masih dalam tahap pembelajaran.  Kritik dan saran dari pembaca sangat kamu harapkan demi perbaikan makalah ini selanjutnya, dan semoga kritik dan saran pambaca semua dapat berguna bagi kita semua. Amin                                                                                                  Penulis  Pontianank,8 April 2014   iDaftar Isi                                                                                                                          Hal:
Kata pengantar……………………………………………………………….. i
Daftar isi………………………………………………………………………. ii
BAB I Pendahuluan…………………………………………………………...1
            A. Latar Belakang Masalah…………………………………………….1
            B. Perumusan Masalah…………………………………………………1            C. Tujuan Penulisan Makalah………………………………………….2BAB II Kajian Teori…………………………………………………………...3
            1. Dimensi pengertian kurikulum………………………………………3
            2. Fungsi Kurikulum……………………………………………………5            3. Peranan Kurikulum………………………………….……………….6BAB III Pembahasan…………………………………………………………..8
            A. Kurikulum Subjek Akademis………………………………………..8
            B. Kurikulum Humanistik………………………………………………11            C. Kurikulum Rekonstruksi Sosial……………………………………..13            D. Kurikulum Teknologis……………………………………………….15BAB IV Penutup………………………………………………………………..18
            Kesimpulan……………………………………………………………...18
            Daftar Pustaka……………………………………………………….….iii
        iiBAB IPENDAHULUANEmpat aliran pendidikan yaitu pendidikan klasik, pribadi, teknologi, dan interaksionis. Empat aliran atau teori pendidikan tersebut memiliki model konsep kurikulum dan praktik pendidikan yang berbeda. Model konsep kurikulum dari teori pendidikan klasik disebut kurikulum subjek akademis, pendidikan pribadi disebut kurikulum humanistik, teknologi pendidikan disebut kurikulum teknologis, dan dari pendidikan interaksionis disebut kurikulum rekostruksi sosial.Makalah berikut ini mengulas tentang gambaran dari beberapa macam model konsep kurikulum tersebut. Oleh karena itu, untuk dapat memahami pembahasan mengenai hal-hal seperti yang telah dijelaskan di atas, maka sangat perlu uraian-uraian pada bab berikutnya disimak dengan seksama.
 B.     Perumusan MasalahDalam makalah ini akan memaparkan uraian mengenai “Macam-macam Model Konsep Kurikulum”. Untuk lebih mudah dalam memahami isi makalah, maka perlulah terlebih dahulu mengetahui rumusan masalah berikut:1.      Apa yang dimaksud dengan kurikulum subjek akademis beserta ciri-cirinya, pemilihan disiplin ilmu, dan penyesuaian mata pelajaran dengan perkembangan anak?2.      Apa yang dimaksud dengan kurikulum humanistik beserta konsep dasarnya, kurikulum konfluen dan ciri-ciri, serta metodenya?3.      Apa yang dimaksud dengan kurikulum rekonstruksi sosial beserta desain, komponen, dan pelaksanaan pengajarannya?4.      Apa yang dimaksud dengan kurikulum teknologis beserta ciri-ciri dan pengembangannya?  C.    Tujuan Penulisan MakalahPenulisan makalah ini bertujuan agar mahasiswa (i) dapat mengetahui dan memahami:1.      Kurikulum subjek akademis beserta ciri-cirinya, pemilihan disiplin ilmu, dan penyesuaian mata pelajaran dengan perkembangan anak?
2.     Kurikulum humanistik beserta konsep dasarnya, kurikulum konfluen dan ciri-ciri, metode serta karakteristiknya?
3.     Kurikulum rekonstruksi sosial beserta desain, komponen, dan pelaksanaan pengajarannya?
4.     Kurikulum teknologis beserta ciri-ciri dan pengembangannya?
5.      Mempermudah dalam mempelajari hal-hal apa saja yang berkaitan dengan pembahasan tersebut. Makalah ini juga disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Ibu Dra. Salamah, M. Pd pada mata kuliah Pengembangan Kurikulum.
    BAB IIKAJIAN TEORI
Berdasar Visi Misi pendidikan Indonesia yang telah diatur dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (SISDIKNAS). Dalam  penjelasan atas UU.RI.No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dikemukakan bahwa pendidika nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. 1. Dimensi Pengertian Kurikulum
          Toto Ruhimat dkk (S. Hamid Hasan,1988) mengemukakan bahwa kurikulum memiliki empat dimensi pengertian, yaitu:1. Kurikulum  sebagai suatu ide/ gagasan,2. Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang sebenarnya merupakan perwujudan sebagai suatu ide,3. Kurikulum sebagai suatu kegiatan yang sering pula disebut dengan istilah     kurikulum realita atau implementasi kurikulum. Secara teoritis dimensi kurikulum ini adalah pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis,4. Kurikulum sebagi suatu hasil yang merupakan konsekuensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan.a).Pengertian kurikulum dihubungkan dengan dimensi ide kurikulum itu adalah sekumpulan ide yang akan dijadikan pedoman dalam pengembangan kurikulum selanjutnya. Toto Ruhimat dkk (Donald E. Orlosky and B. Othanel Smith, 1978) mengemukakan “ curriculum is the substance of the school program. It is the content pupils are expected to lear”.
b).Pengertian kurikulum dikaitkan dengan dimensi rencana
          Kurikulum adalah seperangkat rencana dan cara mengadministrasikan tujuan, isi, dan bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendididkan tertentu . pengertian-pengertian yang berkaitan dengan dimensi ini, diantaranya: Toto Ruhimat (Hilda Taba, 1962) mengemukakan“….A curriculum is a plan for learning; therefore,what is know about the learning process and the development of the individual has bearing on the shaping of curriculum”
          Kurikulum adalah seperangkat rencana dan cara mengadministrasikan tujuan, isi, dan bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendididkan tertentu . pengertian-pengertian yang berkaitan dengan dimensi ini, diantaranya: Toto Ruhimat (Hilda Taba, 1962) mengemukakan“….A curriculum is a plan for learning; therefore,what is know about the learning process and the development of the individual has bearing on the shaping of curriculum”          Kurikulum adalah seperangkat rencana dan cara mengadministrasikan tujuan, isi, dan bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendididkan tertentu . pengertian-pengertian yang berkaitan dengan dimensi ini, diantaranya: Toto Ruhimat (Hilda Taba, 1962) mengemukakan“….A curriculum is a plan for learning; therefore,what is know about the learning process and the development of the individual has bearing on the shaping of curriculum”          Kurikulum adalah seperangkat rencana dan cara mengadministrasikan tujuan, isi, dan bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendididkan tertentu . pengertian-pengertian yang berkaitan dengan dimensi ini, diantaranya: Toto Ruhimat (Hilda Taba, 1962) mengemukakan“….A curriculum is a plan for learning; therefore,what is know about the learning process and the development of the individual has bearing on the shaping of curriculum”          Kurikulum adalah seperangkat rencana dan cara mengadministrasikan tujuan, isi, dan bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendididkan tertentu . pengertian-pengertian yang berkaitan dengan dimensi ini, diantaranya: Toto Ruhimat (Hilda Taba, 1962) mengemukakan“….A curriculum is a plan for learning; therefore,what is know about the learning process and the development of the individual has bearing on the shaping of curriculum”c).pengertian kurikulum dikaitkan dengan dimensi aktifitas
          kurikulum merupakan segala aktifitas dari guru dan siswa dalam proses pembelajaran disekolah. pengertian-pengertian yang berkaitan dengan dimensi ini,diantaranya: Toto Ruhimat dkk( Harold Albertty, 1953) mengemukakan “ All of the activities that are provide for studens by the school constitutes its curriculum” .
          kurikulum merupakan segala aktifitas dari guru dan siswa dalam proses pembelajaran disekolah. pengertian-pengertian yang berkaitan dengan dimensi ini,diantaranya: Toto Ruhimat dkk( Harold Albertty, 1953) mengemukakan “ All of the activities that are provide for studens by the school constitutes its curriculum” .          kurikulum merupakan segala aktifitas dari guru dan siswa dalam proses pembelajaran disekolah. pengertian-pengertian yang berkaitan dengan dimensi ini,diantaranya: Toto Ruhimat dkk( Harold Albertty, 1953) mengemukakan “ All of the activities that are provide for studens by the school constitutes its curriculum” .          kurikulum merupakan segala aktifitas dari guru dan siswa dalam proses pembelajaran disekolah. pengertian-pengertian yang berkaitan dengan dimensi ini,diantaranya: Toto Ruhimat dkk( Harold Albertty, 1953) mengemukakan “ All of the activities that are provide for studens by the school constitutes its curriculum” .          kurikulum merupakan segala aktifitas dari guru dan siswa dalam proses pembelajaran disekolah. pengertian-pengertian yang berkaitan dengan dimensi ini,diantaranya: Toto Ruhimat dkk( Harold Albertty, 1953) mengemukakan “ All of the activities that are provide for studens by the school constitutes its curriculum” . d).Pengertian kurikilum berkaitan dengan dimensi hasil
          Kurikulum dipandang dari segi hasilyang akan dicapai oleh siswa sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan yang menjadi tujuan dari kurikulum tersebut. pengertian-pengertian yang berkaitan dengan dimensi ini,diantaranya: Toto Ruhimat dkk (Hilda Taba dalam nasution, Azas-azas kurikulum) mengemukakan “ Segala usaha yang dilakukan oleh sekolah untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam situasi didalam ataupun diluar sekolah”. ( Hilda Taba dalam nasution, Azas-azas kurikulum).
          Kurikulum dipandang dari segi hasilyang akan dicapai oleh siswa sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan yang menjadi tujuan dari kurikulum tersebut. pengertian-pengertian yang berkaitan dengan dimensi ini,diantaranya: Toto Ruhimat dkk (Hilda Taba dalam nasution, Azas-azas kurikulum) mengemukakan “ Segala usaha yang dilakukan oleh sekolah untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam situasi didalam ataupun diluar sekolah”. ( Hilda Taba dalam nasution, Azas-azas kurikulum).          Kurikulum dipandang dari segi hasilyang akan dicapai oleh siswa sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan yang menjadi tujuan dari kurikulum tersebut. pengertian-pengertian yang berkaitan dengan dimensi ini,diantaranya: Toto Ruhimat dkk (Hilda Taba dalam nasution, Azas-azas kurikulum) mengemukakan “ Segala usaha yang dilakukan oleh sekolah untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam situasi didalam ataupun diluar sekolah”. ( Hilda Taba dalam nasution, Azas-azas kurikulum).          Kurikulum dipandang dari segi hasilyang akan dicapai oleh siswa sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan yang menjadi tujuan dari kurikulum tersebut. pengertian-pengertian yang berkaitan dengan dimensi ini,diantaranya: Toto Ruhimat dkk (Hilda Taba dalam nasution, Azas-azas kurikulum) mengemukakan “ Segala usaha yang dilakukan oleh sekolah untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam situasi didalam ataupun diluar sekolah”. ( Hilda Taba dalam nasution, Azas-azas kurikulum).          Kurikulum dipandang dari segi hasilyang akan dicapai oleh siswa sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan yang menjadi tujuan dari kurikulum tersebut. pengertian-pengertian yang berkaitan dengan dimensi ini,diantaranya: Toto Ruhimat dkk (Hilda Taba dalam nasution, Azas-azas kurikulum) mengemukakan “ Segala usaha yang dilakukan oleh sekolah untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam situasi didalam ataupun diluar sekolah”. ( Hilda Taba dalam nasution, Azas-azas kurikulum). 2. Fungsi Kurikulum          Fungsi kurikulum bagi guru, kurikulum berfungsi sebagai pedomen dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bagi kepala sekolah dan pengawas, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan supervise atau pengawasan. Bagi orang tua kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam membimbing anaknya belajar di rumah. Bagi masyarakat, kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk memberi bantuan bagi penyelenggaraan proses pendiddikan di sekolah. Bagi siswa itu sendiri, kurikulum berfungsi sebagai pedoman belajar.          Berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi siswa sebagai subjek didik, terdapat enam fungsi kurikulum, yaitu:a. Fungsi Penyesuaian (the adjustive or adaptive function) Kurikulum harus mampu mengarahkan siswa agar mampu menyesuiaankan dirinya dengan lingkunagn baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. b. Fungsi integrasi (the integrating function) kurikulum bermakna sebagai alat pendidikan harus mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh, untuk dapat hidup dan berintegrasi dengan masyarakat. c. Fungsi Diferensiasi (the differenting function) kurikulum bermakna sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu siswa. d. Fungsi persiapan (the propedeutic function) kurikulum bermakna sebagai alat pendidikan harus mampu mempersiapkan siwa untuk melanjutkan studi kejenjang pendidikan selanjutnya. e. Fungsi pemilihan (the selective function) Kurikulum bermakna sebagai alat pendidikan harus mampu memberi kesempatan kepada siswa untuk memilih program belajar yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya. f. Fungsi Diagnosis (the diagnostic function) Kurikulum bermakna sebagai alat pendidikan harus mampu membantu dan mengarahkan siswa untuk dapat memahami dan menerima kekuatan (potensi) dan kelemahan yang dimilikinya. 3. Peranan Kurikulum          Kurikulum memiliki peranan yang sangat setrategis dan menentukan dalam pencapaian tujuan pendidikan. Terdapat tiga peranan yang dinilai sangat penting, yaitu : a. Peranan Konservatife          Menekankan bahwa kurikulum itu dapat dijadikan sebagai sarana untuk mentrasmisikan nilai-nilai warisan budaya masa lalu yang dianggap masih relevan dengan masa kini kepada generasi muda. b. Peranan Kreatif          Menekankan bahwa kurikulum harus mampu mengembangkan sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat pada masa sekarang dan masa mendatang. c. Peranan Kritis dan Evaluatif          Peranan ini dilatarbelakangi oleh adanya budaya yang hidup dalam masyarakat senantiasa mengalami perubahan, sehingga pewarisan nilai-nilai dan budaya masa lalu kepada siswa perlu disesuaikan dengan kondisi yang terjadi pada masa sekarang. Menekankan kurikulum harus turut aktif berfatisipasi dalam kontrol atau filter sosial.       BAB IIIPEMBAHASAN  A.    Kurikulum Subjek AkademisKurikulum subjek akademis adalah model konsep kurikulum tertua dan masih sering dipakai sampai saat ini, karena kurikulum ini cukup praktis, mudah disusun, mudah digabungkan dengan tipe lainnya. Kurikulum subjek akademis bersumber dari pendidikan klasik (perenialisme dan esensialisme) yang berorientasi pada masa lalu. Kurikulum ini lebih mengutamakan isi pendidikan. Pada kurikulum ini, orang yang berhasil dalam belajar adalah orang yang menguasai seluruh atau sebagian besar isi pendidikan yang diberikan atau disiapkan oleh guru.Isi pendidikan disesuaikan dengan displin ilmu. Para pengembang kurikulum tidak perlu menyusun dan mengembangkan bahan sendiri, melainkan cukup mengorgansisasi secara sistematis mengenai isi materi yang dikembangkan para ahli disiplin ilmu, sesuai dengan tujuan pendidikan dan tahap perkembangan siswa yang akan mempelajarinya. Kurikulum ini sangat mengutamakan pengetahuan maka pendidikannya lebih bersifat intelektual.Kurikulum subjek akademis tidak berarti hanya menekankan pada materi yang disampaikan, dalam secara berangsur memperhatikan proses belajar yang dilakukan siswa. Salah satu contoh kurikulum yang berdasarkan atas struktur pengetahuan adalah Man: A Course of Study (MACOS). MACOS adalah kurikulum untuk sekolah dasar, terdiri atas buku-buku, film, poster, rekaman, permainan, dan perlengkapan kelas lainnya. Kurikulum ini ditujukan untuk mengadakan penyempurnaan tentang pengajaran ilmu sosial dan humanitas, dengan pengarahan dan bimbingan Brunner. Sasaran utama kurikulum MACOS adalah perkembangan kemampuan intelektual, yaitu membangkitkan penghargaan dan keyakinan akan kemampuan sendiri dan memberikan serangkaian cara kerja yang memungkinkan anak walaupun dengan cara sederhana mampu menganalisis kehidupan sosial.Ada 3 pendekatan dalam perkembangan kurikulum subjek akademis, yaitu:1.  Melanjutkan pendekatan struktur pengetahuan.
      Murid-murid belajar bagaimana memperoleh dan menguji fakta, serta bukan sekedar mengingatnya.2.  Studi yang bersifat integrative
      Pengorganisasian tema-tema pengajaran didasarkan atas fenomena-fenomena alam, proses kerja ilmiah dan problema-problema yang ada. Maka, dikembangkan suatu model kurikulum yang terintegrasi (integrated curriculum). Ada beberapa ciri model kurikulum yang dikembangkan:a.  Menentukan tema-tema yang membentuk satu kesatuan (unifying theme).b.  Menyatukan kegiatan belajar dari beberapa disiplin ilmu.
c.   Menyatukan berbagai cara/metode belajar.
3.   Pendekatan yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah fundamentalis. Ciri-ciri kurikulum subjek akademis yaitu sebagai berikut:a.  Bertujuan untuk pemberian ide pengetahuan yang solid serta melatih para siswa menggunakan ide-ide dan proses “penelitian”.
b.  Metode yang paling sering digunakan adalah metode ekspositori dan inkuiri.
c.  Materi atau ide-ide diberikan oleh guru yang kemudian dielaborasi oleh siswa sampai terkuasai, dengan proses sebagai berikut: konsep utama disusun secara sistematis, kemudian dikaji, selanjutnya dicari berbagai masalah penting, kemudian dirumuskan dan dicari cara pemecahannya.
 Pola-pola organisasi isi (materi pelajaran) kurikulum subjek akademis diantaranya sebagai berikut:1.  Correlated curriculum adalah pola organisasi materi atau konsep suatu pelajaran yang dikorelasikan dengan pelajaran lainnya.
2.  Unifyied atau  Concentrated curriculum adalah pola organisasi bahan pelajaran tersusun dalam tema-tema pelajaran tertentu, yang mencakup materi dari berbagai pelajaran displin ilmu.
3.   Integrated curriculum yaitu sama halnya dengan unifyied curriculum, namun yag membedakan pada integrated curriculum tidak nampak lagi displin ilmunya. Bahan ajar diintegrasikan dalam suatu persoalan, kegiatan atau segi kehidupa tertentu.
4.  Problem solving curriculum adalah pola organisasi isi yang berisi topik pemecahan masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupan dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yag diperoleh dari berbagai displin ilmu.
Ada beberapa saran untuk mengatasi masalah dalam memilih disiplin ilmu, yaitu:a.  Mengusahakan adanya penugasan yang menyeluruh (comprehensiveness) dengan menekankan pada bagaimana cara menguji kebenaran atau mendapatkan pengetahuan.
b.  Mengutamakan kebutuhan masyarakat (social utility), memilih dan menentukan aspek-aspek dari disiplin ilmu yang sangat diperlukan dalam kehidupan masyarakat.
c.   Menekankan pengetahuan dasar yaitu pengetahuan-pengetahuan yang menjadi dasar bagi penguasaan disiplin-disiplin ilmu yang lainnya.
 Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dalam melihat karakteristik pada perkembangan anak, maka perlu dilakukan penyempurnaan. Pertama, untuk mengimbangi penekanannya pada proses berfikir, coba awali mereka dengan mendorong penggunaan intuisi dan tebakan-tebakan. Kedua, adanya upaya-upaya untuk menyesuaikan pelajaran dengan perbedaan individu dan kebutuhan masyarakat setempat. Ketiga, pemanfaatan fasilitas dan sumber yang ada pada masyarakat.Untuk evaluasi, kurikulum subjek akademis menggunakan bentuk evaluasi yang bervariasi, namun lebih banyak digunakan bentuk uraian (essay) dari pada tes objektif. B.     Kurikulum HumanistikKurikulum ini berdasarkan konsep aliran pendidikan pribadi (persoznalized educationi) yaitu John Dewey dan J.J. Rousseau. Konsep ini lebih mengutamakan siswa yang merupakan subjek yang menjadi pusat utama kegiatan pendidikan. Selain itu, pendidik humanis lebih juga berpegang pada konsep Gestalt, bahwa seorang anak merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Pendidikan diarahkan kepada membina manusia yang utuh bukan saja dari segi fisik dan intelektual tetapi juga segi sosial dan afektif (emosi, sikap, perasaan, nilai, dan lain-lain). Ada tiga aliran yang termasuk dalam pendidikan humanistik, yaitu:1.   Pendidikan Konfluen, menekankan keutuhan pribadi, individu harus merespons secara utuh (baik segi pikiran, perasaan, maupun tindakan), terhadap kesaruan yang menyeluruh dari lingkungan.
2.   Kritikisme Radikal, pendidikan sebagai upaya untuk membantu anak menemukan dan mengembangkan sendiri segala potensi yang dimilikinya.
3.  Mistikisme Modern, yaitu aliran yang menekankan latihan dan pengembangan kepekaan perasaan, kehalusan budi pekerti, melalui sensitivity training, yoga, meditasi, dan sebagainya.
 Kurikulum konfluen memiliki ciri-ciri utama sebagai berikut:a. Partispasi, kurikulum ini menekankan partisipasi murid dalam belajar.
b. Integrasi, adanya interaksi, interpenetrasi, dan integrasi dari pemikiran, perasaan dan juga tindakan.
c.Relevasi, adanya kerelevanan is kurikulum antara kebutuhan, minat dan kehidupan murid.
d.Pribadi, anak, memberikan tempat utama pada pribadi anak untuk berkembang dan beraktualisasi potensi secara utuh.
e.Tujuan, memiliki tujuan mengembangka pribadi yang utuh.
 Dalam memilih kegiatan belajar ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu:1)  Mengidentifikasi tema-tema atau topik-topik yang mengandung makna
2)  Materi disajikan dalam bentuk yang belum selesai, agar diharapkan muncul secara spontan dari prosedur kegiatan pembelajaran.
 Dalam evaluasi, kurikulum humanistik lebih mengutamakan proses dari pada hasil, dan tidak memiliki kriteria pencapaian. Sasaran kurikulum ini adalah perkembangan anak agar menjadi manusia yang lebih terbuka dan lebih mandiri. C.    Kurikulum Rekonstruksi SosialKurikulum ini lebih memusatkan perhatian pada problema-problema yang dihadapinya dalam masyarakat. Pada kurikulum ini, pendidikan bukan upaya sendiri, melainkan kegiatan bersama, interaksi, dan kerja sama. Kerja sama dan interaksi yag terjadi bukan hanya antara guru dan siswa, melainkan antara siswa dengan siswa, siswa dengan lingkungan serta siswa dengan sumber belajar lainnya.Pandangan rekonstruksi sosial di dalam kurikulum dimulai sekitar tahun 1920-an. Harold Rug melihat adanya kesenjangan antara kurikulum dengan masyarakat. Rug menginginkan siswa dapat mengidentifikasi dan memecahkan masalah-masalah sosial sehingga diharapkan dapat menciptakan masyarakat baru yang lebih stabil.Theodore Brameld, pada awal tahu 1950-an menyampaikan gagasanya tentang rekonstruksi sosial. Untuk melaksanakan hal itu, sekolah mempunyai kewajiban membantu individu mengembangkan kemampuan sosialnya dan membantu bagaimana berpartisipasi sebaik-baiknya dalam kegiatan sosial.Ciri-ciri desain kurikulum rekonstruksi sosial adalah sebagai berikut:1.  Bertujuan utama menghadapkan para siswa pada tantangan, ancaman, hambatan-hambatan atau gangguan-gangguan yang dihadapi manusia dalam masyarakat.
2. Kegiatan belajar dipusatkan pada masalah-masalah sosial yang mendesak.
3. Pola-pola organsasi kurikulum ini disusun seperti sebuah roda, ditengah-tengahnya sebagai poros merupakan masalah yang menjadi tema utama.
 
Kurikulum rekonstruksi sosial memiliki komponen-komponen yang sama dengan model kurikulum lain tetapi isi da bentuk-bentuknya berbeda. Komponen-komponen kurikulum rekonstruksi sosial adalah sebagai berikut:a.    Tujuan dan isi kurikulumTujuan program pendidikan setiap tahun berubah.b.    MetodeBagi rekonstruksi sosial, belajar merupakan kegiatan bersama, ada kebergantungan antara seorang dengan lainnya, tidak ada kompetisi, yag ada adalah kerjasama, pengertian dan konsensus.c.    EvaluasiSiswa dilibatkan dalam memilih, menyusun, dan menilai bahan yang akan diujikan. Untuk pelaksanaan pengajaran rekonsruksi sosial, Harold G. Shane menyarankan para pengembang kurikulum agar mempelajari kecenderungan (trends) perkembangan. Kecenderungan utama adalah perkembangan teknologi dengan berbagai dampaknya terhadap kondisi dan perkembangan masyarakat. Kecenderungan lain adalah perkembangan ekonomi, politik, sosial, dan budaya.6 D.    Kurikulum TeknologisPerkembangan teknologi pada abad ini sangatlah pesat. Perkembangan teknologi tersebut mempengaruhi semua bidang, termasuk bidang pendidikan. Sejak dulu pendidikan telah menggunakan teknologi, seperti papan tulis, kapur, dan lain-lain. Namun, sekarang seiring dengan kemajuan teknologi  banyak alat (tool) seperti audio,video, overhead projector, film slide, dan motion film, serta banyak alat-alat lainnya.Penerapan teknologi dalam bidang pendidikan khususnya kurikulum dibagi dalam dua bentuk, yaitu:1.    Perangkat lunak (software) atau disebut juga teknologi sistem (system technology). Pada bentuk ini, lebih menekankan kepada penggunaan alat-alat teknologis yang menunjang efisiensi dan efektivitas pendidikan.
2.    Perangkat keras (hardware) atau sering disebut juga teknologi alat (tools technology). Pada bentuk ini, lebih menekankan kepada penyusuna program pengajaran atau rencana pelajaran dengan menggunakan pendekatan sistem.
 Ciri-ciri kurikulum yang dikembangkan dari konsep teknologis pendidikan (kurikulum teknologis), yaitu:a.    Tujuan diarahkan pada penguasaan kompetensi, yang dirumuskan dalam bentuk perilaku. Tujuan-tujuan yang bersifat umum yaitu kompetensi dirinci menjadi tujuan-tujuan khusus, yang disebut objektif atau tujuan instruksional.
b.    Metode yang digunakan biasanya bersifat individual, kemudian pada saat tertentu ada tugas-tugas yang harus dikerjakan secara kelompok. Pelaksanaan pengajaran mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1)      Penegasan tujuan kepada siswa.
2)      Pelaksanaan pengajaran
3)      Pengetahuan tentang hasil
4)      Organisasi bahan ajar
5)      Evaluasi
 Pengembangan kurikulum teknologis berpegang pada beberapa kriteria, yaitu:a)    Prosedur pengembagan kurikulum dinilai dan disempurnakan oleh pengembang kurikulum yang lain.
b)   Hasil pengembangan terutama yang berbentuk model adalah yang bisa diuji coba ulang, dan hendaknya memberikan hasil yang sama.
 Inti dari pengembangan kurikulum teknologis adalah penekanan pada kompetensi. Pengembangan dan penggunaan alat dan media pengajaran bukan hanya sebagai alat bantu tetapi bersatu dengan program pengajaran dan ditujukan pada penguasaan kompetensi tertentu.Dalam pengembangan kurikulum teknologis kerjasama dengan para penyusun program dan penerbit media elektronik serta media cetak. Pengembangan pengajaran yang betul-betul berstruktur dan bersatu dengan alat dan media membutuhkan biaya yang tidak sedikit.Ini merupakan hambatan utama dalam pengembangan kurikulum teknologis.      BAB IVPENUTUPKesimpulanKurikulum subjek akademis adalah model konsep kurikulum tertua dan masih sering dipakai sampai saat ini, karena kurikulum ini cukup praktis, mudah disusun, mudah digabungkan dengan tipe lainnya. Kurikulum subjek akademis bersumber dari pendidikan klasik (perenialisme dan esensialisme) yang berorientasi pada masa lalu. Kurikulum ini lebih mengutamakan isi pendidikan. Pada kurikulum ini, orang yang berhasil dalam belajar adalah orang yang menguasai seluruh atau sebagian besar isi pendidikan yang diberikan atau disiapkan oleh guru.Konsep humanistik lebih mengutamakan siswa yang merupakan subjek yang menjadi pusat utama kegiatan pendidikan. Selain itu, pendidik humanis lebih juga berpegang pada konsep Gestalt, bahwa seorang anak merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Pendidikan diarahkan kepada membina manusia yang utuh bukan saja dari segi fisik dan intelektual tetapi juga segi sosial dan afektif (emosi, sikap, perasaan, nilai, dan lain-lain).Perkembangan teknologi pada abad ini sangatlah pesat. Perkembangan teknologi tersebut mempengaruhi semua bidang, termasuk bidang pendidikan. Sejak dulu pendidikan telah menggunakan teknologi, seperti papan tulis, kapur, dan lain-lain. Namun, sekarang seiring dengan kemajuan teknologi  banyak alat (tool) yang juga lebih canggih lagi.
 
  Arifin, Zainal.2011.Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum.Bandung: PT.   Remaja Rosdakarya.Hamalik, Oemar.2011.Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta: Bumi Aksara.

     Sukmadinata, Nana Syaodih. 2001. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek.             Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
     Citra, Aulia Agustina. 2011. http://auliagustina.blogspot.com/2011/03/01/macam-              macam-model-konsep-kurikulum.html. 02/04/2012.
      Tasrif,Akib.2012.Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum SD.    Makassar:Universitas Muhammadiyah Makassar
      Hernawan, Susilana.2012.Pengembangan Kurikulum dan Pembeajaran.     Jakarta:Universitas terbukahttp://murniasihmu.wordpress.com/2011/12/31/model-konsep-kurikulum/
Hamalik, oemar. 2007. Dasar-dasar pengembangan kurikulum. Bandung: PT      Remaja Rosdakarya.Syaodih, sukmadinata, nana. 2008. Pengembangan kurikulum . bandung: PT       Remaja rosdakarya.Nana syaodik sukmadinata. 1998. Prinsip dan landasan pengembangan   kurikulum. Jakarta: PT Rosdakarya.
 
 
 
 
 
 
 

A.    Latar Belakang Masalah

Kurikulum rekonstruksi sosial lebih memusatkan perhatian pada problema-problema yang dihadapinya dalam masyarakat. Pada kurikulum ini, pendidikan bukan upaya sendiri, melainkan kegiatan bersama, interaksi, dan kerja sama. Kerja sama dan interaksi yag terjadi bukan hanya antara guru dan siswa, melainkan antara siswa dengan siswa, siswa dengan lingkungan serta siswa dengan sumber belajar lainnya.

 

 DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar