TUGAS INDIVIDU
MANAJEMEN PENDIDIKAN
DOSEN PENGAMPUH : DR. FIRDAUS MI’AN, M.Pd
OLEH
NAMA : DEWI
ISMAYANTI
NIM : 211200020
KELAS : B PAGI
PRODI : PPKn
SEMESTER : IV (EMPAT)
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN
GURU REPUBLIK INDONESIA
(IKIP
PGRI) PONTIANAK
2014
DAFTAR ISI
HAL
I.
PEMBAHASAN...................................................................................... 1
A.
Prinsip
Dasar Manajemen………………………………………………. 1
B.
Fungsi-Fungsi
Manajemen……………………………………………… 1
a.
Perencanaan
(Planning)……………………………………………. 1
b.
Mengorganisir
(Organizing)………………………………………… 2
c. Penempatan Orang
(Staffing)……………………………………… 2
d. Mengarahkan (Directing)……………………………………………
2
e. Mengontrol (Controlling)…………………………………………….
2
II.
ADMINISTRASI SEKOLAH………………………………………………… 3
A.
Administrasi
Sekolah…………………………………………………….. 3
1.
Administrasi
Tata Usaha……………………………………………. 3
2.
Administrasi
Kesiswaan…………………………………………….. 4
3.
Administrasi
Kurikulum……………………………………………… 5
4.
Administrasi
Kepegawaian………………………………………….. 5
5.
Administrasi
Keuangan……………………………………………… 7
6.
Administrasi
Sarana dan Prasarana……………………………….. 7
7.
Administrasi
Humas…………………………………………………. 9
III.
ORGANISASI SEBAGAI WADAH DAN
PROSES………………………. 10
1.
Pengertian
Organisasi sebagai Wadah dan Proses…………………. 10
A.
Pengertian
Organisasi……………………………………………… 10
B. Pengertian
Pengorganisasian……………………………………… 10
C. Pengertian
Struktur Organisasi……………………………………. 10
D. Organisasi
Sebagai Wadah………………………………………… 10
E. Organisasi
Sebagai Proses…………………………………………
11
IV.
KEPEMIMPINAN…………………………………………………………… 12
1. Pengertian
Kepemimpinan………………………………………………. 12
V.
Decision
Making (Pengambilan Keputusan)……………………………. 14
A. Definisi
Decision Making (Pengambilan Keputusan)…………………. 14
B. Pentingnya
Decision Making dalam Manajemen atau Organisasi
Pendidikan………………………………………………………………… 15
C. Fungsi
Dan Peranan Decision Making………………………………… 16
D. Aplikasi
Decision Making dalam Pendidikan………………………….. 23
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………. ii
PEMBAHASAN
I
PRINSIP-PRINSIP
ATAU DASAR MANAJEMEN
A. Prinsip
Dasar Manajemen
Secara
universal manajemen adalah mengelola sumber daya organisasi baik human
resources maupun sarana, lingkungan dan keuangan yang ada secara efektif
dan efisien untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi.
B. Fungsi
– Fungsi Manajemen
Secara umum
fungsi-fungsi yang dijalankan manajemen adalah (planning) merencanakan (organizing)
mengorganisasi, menempatkan orang (staffing), mengarahkan (directing)
dan mengontrol (controlling).
a. Perencanaan (Planning)
Rencana atau plan adalah
dokumen yang digunakan sebagai skema untuk mencapai tujuan. Rencana biasanya
mencakup alokasi sumber daya, jadwal, dan tindakan-tindakan penting lainnya.
Berdasarkan cakupannya, rencana dapat dibagi menjadi rencana strategis dan
rencana operasional. Rencana strategis adalah rencana umum yang berlaku
diseluruh lapisan organisasi sedangkan rencana operasional adalah rencana yang
mengatur kegiatan sehari-hari anggota organisasi.
Berdasarkan jangka waktunya, rencana
dapat dibagi menjadi rencana jangka panjang dan rencana jangka pendek. Rencana
jangka panjang umumnya didefinisikan sebagai rencana dengan jangka waktu tiga
tahun, rencana jangka pendek adalah rencana yang memiliki jangka waktu satu
tahun.
b. Mengorganisir (Organizing)
Fungsi ini berkaitan dengan usaha
untuk menetapkan jenis-jenis kegiatan yang dituntut untuk mencapai suatu tujuan
tertentu, mengelompokkan kegiatan-kegiatan tersebut berdasarkan jenisnya supaya
lebih mudah ditangani oleh bawahan. Fungsi ini mengandaikan bahwa seorang
manajer bisa mendelegasikan otoritasnya kepada bawahannya dan bawahannya bisa
memahami tanggung jawabnya masing-masing.
Struktur organisasi bisa bermacam-macam namun Struktur organisasi yang baik adalah yang efektif dan efisien memudahkan organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi.
Struktur organisasi bisa bermacam-macam namun Struktur organisasi yang baik adalah yang efektif dan efisien memudahkan organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi.
c. Penempatan Orang (Staffing)
Fungsi ini menyangkut usaha untuk
mengembangkan dan menempatkan orang-orang yang tepat di dalam berbagai jenis
pekerjaan yang sudah didisain lebih awal dalam organisasi. Lebih jauh lagi
fungsi ini meliputi hal-hal seperti pengembangan sumber daya manusia, proses
penilaian dan promosi, pelatihan sehingga terwujudnya right man right
place, yaitu penempatan orang sesuai dengan keahlian dan kompetensinya.
d. Mengarahkan (Directing)
Fungsi ini biasa juga disebut supervisi.
Ini menyangkut pembinaan motivasi dan pemberian bimbingan kepada bawahan untuk
mencapai tujuan utama. Salah satu aspek penting dari fungsi ini adalah fungsi
koordinasi, yang berarti penciptaan suatu harmoni dari individu-individu yang
berkerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Kemampuan komunikasi
menjadi kunci keberhasilan fungsi ini.
e. Mengontrol (Controlling)
Fungsi ini dijalankan untuk menjamin
bahwa perencanaan bisa terealisasi secara pasti. Ada banyak alat-alat analisa
untuk suatu proses kontrol yang efektif. proses kontrol pada dasarnya
selalu memuat unsur: perencanaan yang diterapkan, analisa atas deviasi atau
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, dan menentukan langkah-langkah
(corrective action )yang perlu untuk mengoreksi dan memastikan tidak terulang
lagi penyimpangan yang sama dengan menganalisa akar masalah.
II
ADMINISTRASI SEKOLAH
A.
Administrasi Sekolah
Administrasi sekolah adalah segala usaha bersama
untuk mendayagunakan sumber-sumber, baik personal maupun material, secara
efektif dan efisien guna menunjang tercapainya tujuan pendidikan di sekolah
secara optimal.
Prinsip umum administrasi sekolah bersifat praktis dan fleksibel, dapat
dilaksanakan sesuai dengan kondisi dan situasi nyata di sekolah. Administrasi
Sekolah berfungsi sebagai sumber informasi bagi peningkatan pengelolaan
pendidikan dan kegiatan belajar-mengajar.
Ada beberapa administrasi sekolah, yaitu:
1. ADMINISTRASI
TATA USAHA
Tata
usaha adalah adalah kegiatan yang dilakukan meliputi, membantu proses belajar
mengajar, urusan kesiswaan, kepegawaian, peralatan sekolah, urusan
infrasturcture sekolah, keuangan, bekerja di laboratorium, perpustakaan dan
hubungan masyarakat (Sumber: hasil rapat Kepala Tata Usaha di Bogor: 1996).
Sedangkan menurut Moch. Rifai (1987: 51) dalam Baharudin (2004: 215) administrasi tata usaha adalah salah satu kegiatan administrasi pendidikan di sekolah. Dalam bahasa Inggris istilah tata usaha di sebut dengan “clerical work” office menegement or recording and report system. Yang mengandung pengertian yaitu kegiatan administrasi pendidikan yang mengelola pencatatan, penmgumpulan, penyimpanan data, dan dokumen yang dapat dipergunakan untuk membentu pimpinan dalam pengambilan keputusan, urusan surat menyurat serta laporan mengenai kegiatan sekolah tersebut.
Selanjutnya The Lian Gie (1974: 176) menambahkan bahwa pengertian administrasi tata usaha adalah kegiatan meliputi sebagai berikut:
Sedangkan menurut Moch. Rifai (1987: 51) dalam Baharudin (2004: 215) administrasi tata usaha adalah salah satu kegiatan administrasi pendidikan di sekolah. Dalam bahasa Inggris istilah tata usaha di sebut dengan “clerical work” office menegement or recording and report system. Yang mengandung pengertian yaitu kegiatan administrasi pendidikan yang mengelola pencatatan, penmgumpulan, penyimpanan data, dan dokumen yang dapat dipergunakan untuk membentu pimpinan dalam pengambilan keputusan, urusan surat menyurat serta laporan mengenai kegiatan sekolah tersebut.
Selanjutnya The Lian Gie (1974: 176) menambahkan bahwa pengertian administrasi tata usaha adalah kegiatan meliputi sebagai berikut:
1. Menghimpun yaitu kegiatan mencari dan mengusahakan tersedianya keterangan yang tadinya belum ada atau berserakan di mana-mana sehingga siap untuk dipergunakan bila diperlukan
2.
Mencatat
yaitu kegiatan membubuhkan dengan berbagai peralatan alat tulis tentang
keterangan-keterangan yang dapat dibaca, dikirim dan disimpan
3.
Mengolah
yaitu kegiatan mengerjakan keteranagn-keterangan dengan maksud menyajikan
bentuk yang lebih berguna
4.
Menggandakan
yaitu kegiatan memperbanyak dengan berbagai cara dan alat sebanyak jumlah yang
diperlukan
5.
Mengirim
yaitu kegiatan menyampaikan kegiatan menyampaikan dengan berbagai cara dan alat
dari satu pihak ke pihak yang lain
6. Menyimpan kegiatan menaruh dengan berbagai
cara dan alat di tempat yang aman.
2. ADMINISTRASI KESISWAAN
Administrasi
kesiswaan dilakukan agar transformasi siswa menjadi lulusan yang dikehendaki
oleh tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat berlangsung secara efektif
dan efisien. Administrasi
kesiswaan merupakan proses pengurusan segala hal yang berkaitan dengan siswa,
pembinaan selama siswa berada di sekolah, sampai dengan siswa menamatkan
pendidikannya melalui penciptaan suasana yang kondusif terhadap berlangsungnya
proses belajar mengajar yang efektif.
Fungsi
administrasi kesiswaan, yaitu :
(1) Mengetahui secara umum kondisi siswa yang
sedang mengikuti pembelajaran pada setiap tahun pembelajran
(2) Merencanakan jumlah siswa yang dapat direkrut
untuk tahun pembelajaran berikutnya
(3) Sebagai masukan dalam merencanakan Rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS).
Kegiatan
dalam Administrasi Kesiswaan, yaitu
:
•
Penerimaan Siswa
Penerimaan siswa adalah proses pencatatan dan
layanan kepada siswa yang baru masuk sekolah, setelah mereka memenuhi
persyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh sekolah itu.
•
Pembinaan Siswa
Pembinaan siswa adalah pemberian layanan
kepada siswa di suatu lembaga pendidikan baik di dalam maupun di luar jam
belajarnya di kelas.
•
Tamat Belajar
Tamat
belajar untuk sekolah menengah, pada dasarnya merupakan pencapaian salah satu
tangga untuk pendidikan lebih lanjut,
atau pencapaian suatu ketrampilan yang dapat dipergunakan untuk menopang
kehidupan di masyarakat.
3. ADMINISTRASI KURIKULUM
Administrasi kurikulum, meliputi beberapa hal, yaitu:
• Ketersediaan kurikulum yang digunakan sebagai
pegangan mengajar pada tiap angkatan
• Ketersediaan jabaran kurikulum dari tiap-tiap mata pelajaran , yang meliputi: SK (Standar Kompetensi), KD (Kompetensi Dasar), dan Indikator
• Ketersediaan jabaran kurikulum dari tiap-tiap mata pelajaran , yang meliputi: SK (Standar Kompetensi), KD (Kompetensi Dasar), dan Indikator
• Ketersediaan Satuan Acara pembelajaran
/Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pda tiap mata pelajaran pada setiap tingkatan
kelas
• Deskripsi sajian pokok bahasan dari tiap mata
pelajaran untuk tiap-tiap semester pembelajaran
• Disamping mencatat pelaksanaan kurikulum nasional, administrasi kurikulum juga mencatat kurikulum lokal/muatan lokal serta pengalokasian waktu pembelajaran kurikulum muatan local
• Disamping mencatat pelaksanaan kurikulum nasional, administrasi kurikulum juga mencatat kurikulum lokal/muatan lokal serta pengalokasian waktu pembelajaran kurikulum muatan local
4. ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
Personel
Pendidikan adalah golongan petugas yang membidangi edukatif dan yang membidangi
kegiatan nonedukatif (ketatausahaan). Personel
bidang edukatif ialah mereka yang bertanggung jawab dalam kegiatan belajar
mengajar, yaitu guru dan konselor dan konseling (BK), sedangkan yang termasuk
di dalam kelompok personal bidang nonedukatif,adalah petugas tata usaha dan
penjaga atau pesuruh sekolah.
Tenaga pendidik, berdasarkan UU No.20/2003 adalah tenaga yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidang keahliannya dan ditugaskan untuk mengajar/sebagai guru. Sedangkan tenaga kependidikan adalah tenaga yang memiliki komptensi sesuai dengan bidang keahliannya yang ditugaskan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Tenaga kependidikan meliputi: pustakawan, tenaga administrasi, laboran, dan penjaga sekolah.
Tenaga pendidik, berdasarkan UU No.20/2003 adalah tenaga yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidang keahliannya dan ditugaskan untuk mengajar/sebagai guru. Sedangkan tenaga kependidikan adalah tenaga yang memiliki komptensi sesuai dengan bidang keahliannya yang ditugaskan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Tenaga kependidikan meliputi: pustakawan, tenaga administrasi, laboran, dan penjaga sekolah.
Tenaga
pendidik dan kependidikan bertugas menyelenggarakan
kegiatan mengajar, melatih, meneliti,mengembangkan,mengelola, dan/atau
memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan.
Administrasi
Kepegawaian antara lain meliputi:
- Inventarisasi pegawai
- Pengusulan formasi pegawai
- Pengusulan pengangkatan, kenaikan tingkat, kenaikan
berkala, dan mutasi
- Mengatur usaha kesejahteraan
- Mengatur pembagian tugas
Adminsitrasi
Pendidik dan Tenaga Kependidikan meliputi kegiatan pencatatan tentang:
1. Ketersedian tenaga dan tenega kependidikan, yang meliputi: jumlah keseluruhan tenaga pendidik, jumlah tenaga pendidikan pada setiap tahun, distribusi bidang keahliannnya.
2. Identitas pendidik dan tenaga kependidikan, yangmeliputi: jenis kelamin, umur (tempat tanggal lahir), latar belakang pendidikan tenaga pendidik dantenaga kependidikan, kepangkatan/golongan ruang tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, masa kerja tenaga pendidik dan kependidikan terhitung mulaiTMT (tanggal mulai terbit) berdasarkan Surat Keputusan.
1. Ketersedian tenaga dan tenega kependidikan, yang meliputi: jumlah keseluruhan tenaga pendidik, jumlah tenaga pendidikan pada setiap tahun, distribusi bidang keahliannnya.
2. Identitas pendidik dan tenaga kependidikan, yangmeliputi: jenis kelamin, umur (tempat tanggal lahir), latar belakang pendidikan tenaga pendidik dantenaga kependidikan, kepangkatan/golongan ruang tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, masa kerja tenaga pendidik dan kependidikan terhitung mulaiTMT (tanggal mulai terbit) berdasarkan Surat Keputusan.
3.
Status tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, yang meliputi: status pegawai (tetap/honorer/diperbantukan).
Tujuan
administrasi kepegawaian, yaitu:
- Untuk menghitung ketersedian jmlah tenaga
berdasarkan jumlah rombongan belajar pada
tiap-tiap kelas, sehingga tidak terjadi overload pembelajaran
- Untuk
digunakan sebagai dasar perencanaan penambahan dan pengembangan tenaga.
Khusus
untuk tenaga pendidik, administrasi juga mencatat distribusi
tugas mengajar, dan beban
jam pembelajaran pada tiap semester.
5. ADMINISTRASI KEUANGAN
Komponen
keuangan sekolah merupakan ketatausahaan dan tindakan keuangan meliputi
pencatatan data, perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, dan pertanggung jawaban
keuangan. Keuangan merupakan faktor penting untuk melakukan kegiatan. Hal ini sukar sekali dibayangkan pelaksanaan
kegiatan tersebut tanpa uang. Namun dibalik itu, mengadakan uang untuk
melaksanakan kegiatan itupun tidak mudah. Oleh karena itu pengadministrasian
keuangan sangat perlu demi tercapainya efektifitas dan efesiensi.
Adapun tugas keuangan yaitu antara lain :
Adapun tugas keuangan yaitu antara lain :
- Perencanaan RAPBS
- Pelaksanaan anggaran dan Pertanggung jawaban
Keuangan
-
Bantuan operasional sekolah (BOS)
- Bantuan operasional Pendidikan (BOP)
-
Komite Sekolah
-
Zakat, Infaq dan Shadaqah
6. ADMINISTRASI PRASANA DAN SARANA
Prasarana
dan Sarana adalah semua benda bergerak maupun yang tidak bergerak, yang
diperlukan untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Kegiatan
dalam Administrasi Prasarana & Sarana, yaitu:
1. Perencanaan
Kebutuhan
Penyusunan
daftar kebutuhan prasarana dan sarana didasarkan atas pertimbangan bahwa:
•
Karena berkembangnya kebutuhan sekolah
•
Untuk penggantian barang-barang yang rusak, dihapuskan, atau hilang
•
Untuk persediaan barang
2. Pengadaan Prasarana
dan Sarana Pendidikan
Pengadaan
prasarana dan sarana pendidikan adalah
kegiatan untuk meghadirkan prasarana dan sarana pendidikan dalam rangka
menunjang pelaksanaan tugas-tugas sekolah. Pengadaan tersebut dapat dilaksanaka
dengan cara:
(1) Pembelian
(2) Buatan
sendiri
(3) Penerimaan
hibah atau bantuan
(4) Penyewaan
(5) Pinjaman
(6) Pendaurulangan
3.
Penyimpanan
Prasarana dan sarana Pendidikan
Penyimpanan
prasarana dan sarana pendidikan adalah
kegiatan pengurusan, penyelenggaraan dan pengaturan persediaan prasarana dan
sarana di dalam ruang penyimpanan/gudang.
4.
Inventarisasi
Prasarana dan Sarana Pendidikan
Inventarisasi adalah kegiatan melaksanakan pengurusan,
penyelenggaraan, pengaturan dan pencatatan barang-barang yang menjadi milik
sekolah menengah yang bersangkutan ke dalam suatu daftar inventaris barang.
6. Pemeliharaan
Prasarana dan Sarana Pendidikan
Pemeliharaan
merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan dari kerusakan suatu barang,
sehingga barang tersebut dalam kondisi baik dan siap pakai. Pemeliharaan berbeda dengan rehabilitasi.
Rehabilitasi adalah perbaikan berskala besar dan dilakukan pada waktu tertentu
saja.
7. Penghapusan
Prasarana dan Sarana Pendidikan
Penghapusan
adalah kegiatan meniadakan barang-barang milik negara/daerah dari daftar
inventaris karena barang itu dianggap sudah tidak mempunyai nilai guna atau
sudah tidak berfungsi sebagaimana diharapkan, atau biaya pemeliharaannya sudah
terlalu mahal.
8. Pengawasan
Prasarana dan Sarana
Pengawasan
Prasarana dan Sarana merupakan kegiatan pengamatan, pemerikasaan dan penilaian
terhadap pelaksanaan administrasi sarana dan prasarana pendidikan di sekolah
untuk menghindari penyimpangan, penggelapan atau penyalahgunaan.
7. ADMINISTRASI HUMAS
Sekolah
sebagai suatu sistem sosial merupakan bagian integral dari system social yang
lebih besar, yaitu masyarakat. Maju mundurnya sumber daya manusia (SDM) pada
suatu daerah, tidak hanya bergantung pada upaya-upaya yang dilakukan sekolah,
namun sangat bergantung kepada tingkat partisipasi masyarakat terhadap
pendidikan. Semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat terhadap pendidikan
di suatu daerah, akan semakin maju pula sumber daya manusia pada daerah
tersebut, dan sebaliknya.
Oleh
karena itu, masyarakat hendaknya selalu dilibatkan dalam pembangunan pendidikan
di daerah. Masyarakat hendaknya ditumbuhkan “rasa ikut memiliki” sekolah di
daerah sekitarnya. Maju-mundurnya sekolah di lingkungannya juga merupakan
tanggungjawab bersama masyarakat setempat.
III
ORGANISASI
SEBAGAI WADAH DAN PROSES
1.
Pengertian
Organisasi, Organisasi sebagai wadah dan proses
A. Pengertian organisasi
Organisasi adalah
sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu
kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
B. Pengertian Pengorganisasian
Seperti telah
diuraikan sebelumnya tentang Manajemen, Pengorganisasian adalah merupakan
fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses
kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan,
sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah
struktur organisasi.
C. Pengertian Struktur Organisasi
Struktur
organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi.
Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan
bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut
diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga
menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan
penyampaian laporan.
D. Organisasi Sebagai Wadah
Organisasi dapat
juga dikatakan sebagai salah satu jenis wadah perlengkapan di masyarakat yang
dibuat oleh orang-orang dengan tujuan dapat memperoleh efesiensi kerja tertentu
yang sebesar-besarnya. Secara sederhana,
organisasi adalah suatu kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan
bersama yang diinginkan dan mau terlibat dengan peraturan yang ada itu sebabnya
organisasi dikatakan sebagai wadah.
Jadi
yang dimaksud organisasi sebagai wadah ialah tempat dimana kita melakukan
kegiatan bersama, bertukar ilmu, bertukar pikiran, mengeluarkan pendapat dan
lain lain guna mencapai tujuan dan cita-cita bersama sebagai contoh yaitu OSIS.
E. Organisasi
Sebagai
Proses
Organisasi
sebagai proses yaitu organisasi sebagai suatu sistem proses interaksi antara
orang-orang yang bekerjasama, baik formal maupun informal. Baik saat pembagian
kerja maupun cara bekerja sama. Organisasi dapat dikatakan
juga suatu tempat dimana proses kita mengembangkan, memperdalam
kemampuan dan mendewasakan diri ke arah yang lebih baik terjadi.
IV
KEPEMIMPINAN
KEPEMIMPINAN
1.
Pengertian
Kepemimpinan
Seperti yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim
(beberapa sumber menyebutkan mutafaq ‘alaih) pernah bersabda, “Setiap kamu
adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya.”
Merujuk pada bunyi hadits di atas, pada dasarnya setiap
orang memiliki watak kepemimpinan bawaan, walaupun setelah terjun ke dunia
nyata memiliki derajat kemampuan dan tingkat jabatan yang berbeda-beda. Ada
yang mampu memimpin kelompok besar, ada yang mampu memimpin kelompok kecil
saja, ada yang hanya mampu memimpin dirinya sendiri.
Apa beda antara manajer, pimpinan, dan pemimpin? Memang
batasannya sering kabur, cuma beda-beda tipis. Seseorang bisa saja disebut
manajer, pimpinan, sekaligus pemimpin. ‘Pimpinan’ adalah orang yang diberi
jabatan dalam suatu institusi formal (pemerintahan, perusahaan, orpol, ormas)
melalui semacam surat keputusan oleh eselon yang lebih tinggi di atasnya.
‘Manajer’ hanyalah nama salah satu jabatan dalam lini pimpinan. Kalau di
instansi swasta nama-nama jabatan lain dalam lini pimpinan bisa general
manager, vice-president, president, direktur, managing director, CEO, dan
lain-lain. Kalau di pemerintahan bisa kepala dinas, kepala kantor wilayah,
kepala daerah, direktur jenderal, menteri, dan lain-lain. Sedangkan ‘pemimpin’
artinya orang yang memimpin; sifatnya lebih umum, bisa dalam institusi formal
bisa juga dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Jadi seorang pemimpin belum
tentu memiliki posisi sebagai pimpinan. Sebaliknya, seorang pimpinan belum
tentu memiliki watak sebagai seorang pemimpin.
Seorang pemimpin
sejati biasanya memiliki watak kepemimpinan sejak terlahir – given. Saya dulu mempunyai
seorang teman yang sejak SD selalu menjadi ketua kelas, komandan upacara,
komandan baris-berbaris, ketua regu Pramuka, dan selalu duduk di jajaran
pimpinan OSIS. Setiap ada kegiatan sekolah, teman saya ini selalu tampil
sebagai pemimpin, baik secara sukarela (karena tidak ada orang lain yang mau)
maupun secara aklamasi ditunjuk oleh teman-teman sekelas. Teman saya ini
memiliki watak kepemimpinan (leadership)
alami. Dimanapun dia berada dalam suatu kegiatan kelompok, naluri
kepemimpinannya selalu jalan. Dia sangat intuitif. Dia selalu berusaha tampil
memimpin dan mengerjakan hal-hal yang menurutnya benar. Makanya ada yang
mengatakan beda antara pemimpin dan pimpinan itu adalah: pemimpin mengerjakan hal-hal yang
benar, sedangkan pimpinan mengerjakan sesuatu dengan benar. Leaders do right things, managers do things right.
Beberapa sifat menonjol pada diri seorang pemimpin sejati: karismatik,
berpendirian teguh, berani mengambil resiko (karena teguh pendirian),
berorientasi pada orang banyak (people
oriented), mampu mengorganisir dan mengendalikan massa dalam jumlah
banyak, piawai berpidato di depan publik, pandai berdiplomasi, visioner, serta
memiliki insting peka dalam mengambil keputusan.
Sumber daya apa
saja yang dikelola oleh seorang pimpinan? Tergantung karakteristik bisnis di
tempat dia bekerja. Kalau di pabrik, sumber daya yang dikelolanya antara lain
sumber daya manusia (SDM), sumber daya keuangan, sumber daya kapital (mesin
industri), sumber daya bahan baku (bisa sumber daya alam, jika industrinya
berbasis sumber daya alam), dan berbagai sumber daya pendukung lainnya. Kalau
di instansi jasa seperti asuransi dan perbankan tentunya sumber daya yang
dominan adalah SDM, keuangan, dan sumber daya pendukung seperti teknologi
informasi (IT).
V
Decision Making (Pengambilan Keputusan)
Decision Making (Pengambilan Keputusan)
A.
Definisi
Decision Making (Pengambilan Keputusan)
Setiap orang
selalu terlibat didalam tindakan pembuatan keputusan atau decision
making,bahkan mungkin harus dilakukan beberapa kali. Mulai dari masalah yang
sederhana sampai dengan yang kompleks, dan menuntut pertimbangan banyak dan
mendalam.
Pembuatan
keputusan atau decision making ialah proses memilih atau menentukan berbagai
kemungkinan diantara situasi-situasi yang tidak pasti.
Pengambilan
keputusan terjadi di dalam situasi-situasi yang meminta seseorang harus:
a. Membuat prediksi ke depan
b. Memilih salah satu diantara dua pilihan atau
lebih
c. Membuat estimasi (prakiraan) mengenai
frekuensi kejadian berdasarkan bukti-bukti yang terbatas.
Menurut Ralf C.
Davis, pengambilan keputusan adalah keputusan dapat dijelaskan sebagai hasil
pemecahan masalah, selain itu juga harus didasari atas logika dan pertimbangan,
penetapan alternatif terbaik, serta harus mendekati tujuan yang telah di
tetapkan. Menurut Mary Follet pengambilan keputusan adalah seorang pengambil
keputusan haruslah memperhatikan hal-hal seperti: logika, realita, rasional,
dan pragmatis.
Menurut James
A.F.Stoner secara umum pengambilan keputusan adalah teknik pendekatan yang
digunakan dalam proses pengambilan keputusan atau proses memilih tindakan
sebagai cara pemecahan masalah.
Pembuatan
keputusan disamping dilakukan dalam kehidupan dilakukan pula dalam
bidang-bidang seperti psikologi, kedokteran, ekonomi, pendidikan, ilmu politik,
teknologi, rekayasa, managemen, dan geografi (Halpern, 1996;Matlin 1989).
Pembuatan keputusan juga dapat diartikan sebagai proses memilih diantara dua
alternatif atau lebih, memprediksi situasi ke depan atau menaksir frekuensi
suatu kejadian berdasarkan bukti dan terbatas. Dengan demikian, seseorang yang
sedang membuat suatu keputusan sebenarnya ia menghadapi situasi yang tidak
pasti (uncertainly). Fungsi pengambilan keputusan adalah individu atau kelompok
baik secara insitusional ataupun organisasional, sifatnya furistik. Tujuan
pengambilan keputusan :
1.)
Bersifat tunggal (hanya satu masalah
dan tidak berkaitan dengan masalah lain)
2.)
Bersifat ganda (masalah saling
berkaitan, dapat bersifat kontradiktif ataupun tidak kontradiktif)
B.
Pentingnya
Decision Making dalam Manajemen atau Organisasi Pendidikan
Dalam
sebuah organisasi, manajer pada seluruh jenjang senantiasa membuat keputusan
atau Decision Making. Pengaruh dari keputusan tersebut akan menjangkau masalah
dari yang “sepele” sampai pada masalah yang vital bagi kelangsungan hidup
organisasi, atau dengan kata lain, semua keputusan memiliki pengaruh baik besar
atau kecil pada kinerja organisasi tersebut. “Pengambilan Keputusan” melukiskan
proses pemilihan suatu arah tindakan sebagai cara untuk memecahkan suatu
masalah tertentu. Huber membedakan pengambilan keputusan dari “penentuan
pilihan” dan “pemecahan masalah”. Kualitas keputusan manajer adalah ukuran
efektifitas mereka dan nilai mereka bagi organisasi. Suka atau tidak suka
manajer dinilai atau dihargai atas dasar pentingnya, jumlahnya, dan hasil-hasil
keputusan mereka.
1. Jenis Keputusan Manajerial
Manajer sebagai pembuat keputusan
adalah seorang pemecah masalah, yaitu dengan memilih salah satu dari
alternatif-alternatif yang tersedia, atau menemukan alternatif lain yang
berbeda secara berarti dengan alternatif sebelumnya. Dalam manajemen keputusan
dikategorikan dalam 2 jenis yaitu keputusan terprogram (programmed decisions)
dan keputusan tak terprogram (nonprogrammed decisions). Keputusan terprogram
adalah keputusan yang diambil berdasarkan kebiasaan, peraturan, ataun prosedur
tertentu. Setiap organisasi nmempunyai kebijakan tertulis atau tidak tertulis
yang mempermudah pengambilan keputusan dalam situasi yang berulang-ulang dengan
membatasi atau meniadakan alternatif.
Keputusan
terprogram digunakan untuk mengatasi masalah yang rumit maupun yang sepele.
Bila suatu masalah terjadi lagi dan jika unsur komponennya dapat ditentukan,
diramalkan, atau dianalisis, maka masalah tersebut dapat dipecahkan dengan
pengambilan keputusan terprogram. Sebaliknya, keputusan tidak terprogram adalah
keputusan untuk memecahkan masalah yang luar biasa atau masalah istimewa. Jika
suatu masalah jarang sekali muncul sehingga tidak tercakup oleh suatu kebijakan
atau sedemikian penting sehingga memerlukan perlakuan khusus, maka masalah tersebut
harus ditangani dengan suatu keputusan tidak terprogram.
2. Proses Pengambilan Keputusan
Rantai
proses pengambilan keputusan adalah sebagi berikut:
a.
Menetapkan sasaran dan tujuan serta mengukur hasil
Penetapan
saran dan tujuan yang rasional akan mengarahkan hasil yang akan dicapai dan
alat ukur untuk meniali tercapai tidaknya hasil tersebut.
b.
Identifikasi masalah
Identifikasi
terhadap masalah secara tepat bersifat mutlak, dan harus mencermati
faktor-faktor yang bmerupak kendala yang meliputi: masalah persepsi, masalah
diidentifikasi secara solusi, identifikasi gejala sebagai masalah.
c.
Mengembankan alternatif
Mengembangkan
alternatif merupakan suatu proses pencarian untuk meneliti lingkungan internal
dan eksternal organisasi guna memperoleh informasi sehingga dapat dikembangkan
menjadi alternatif yang memungkinkan.
d.
Mengevaluasi alternatif
Sekali
alternatif telah dilaksanakan secara temporal haruslah diikuti dengan evaluasi
dan perbandingan. Hubungan antara “alternatif dengan hasil” didasarkan atas
tiga kondisi yaitu: kepastian, ketidakpastian dan resiko.
e.
Memilih alternatif
Diperlukan
kecermatan berpikir dan bertindak dalam pemilihan alternatif, apalagi pada
tingkat keputusan manejerial.
f.
Mengimplementasi keputusan
Sebuah
keputusan yang tidak diimplementasikan tidak lebih dari sebuah abstraksi
belaka. Dengan kata lain, suatu keputusan mesti secara efektif
diimplementasikan agar mencapai tujuan yang dikehendaki.
g.
Mengendalikan dan mengevaluasi
Manajemen
yang efektif melibatkan pengukuran periodik terhadap hasil. Hasil aktual
dibandingkan dengan rencana dan perubahan harus dibuat jika terjadi deviasi.
Hal ini menunjukan pentingnya pengukuran hasil, atau dengan kata lain tanpa
adanya pengukuran berati tidak ada penilaian terhadaap prestasi kerja.
C.
Fungsi
Dan Peranan Decision Making
Menurut
M.Iqbal (2004) pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara-cara
pemecahan masalah memiliki fungsi antara lain:
1.
Pangkal
permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah, baik secara
individual maupun secara kelompok, baik secara institusional maupun secara
organisasional.
2.
Sesuatu yang
bersifat futuristik, artinya bersangkut-paut dengan hari depan, masa yang akan
datang, dimana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama.
Sementara,
tujuan pengambilan keputusan dapat dibedakan atas dua, yaitu sebagai berikut:
Tujuan yang
bersifat tunggal
Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat tunggal
terjadi apabila keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah,
artinya bahwa sekali diputuskan, tidak ada kaitannya dengan masalah lain.
Tujuan yang
bersifat ganda
Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat ganda
terjadi apabila keputusan yang dihasilkan itu menyangkut lebih dari satu
masalah, artinya satu keputusan yang diambil itu sekaligus memecahkan dua
masalah atau lebih, yang sifatnya kontradiktif atau yang tidak bersifat
kontradiktif.
1.
Empat Fungsi untuk Decision Making yang Efektif
Hirokawa dan
Gouran menganalogikan kelompok-kelompok kecil sebagai sistem biologi.
Masing-masing memiliki fungsi tersendiri. Agar suatu sistem dapat menjalankan
fungsinya denang baik, diperlukan suatu jalur atau cara. Hirokawa dan Gouran
melihat proses decision making dalam suatu kelompok perlu memenuhi 4 syarat
untuk mengahasilkan solusi atau keputusan high-quality. Mereka menyebutnya
sebagai requisite functions (fungsi-fungsi yang diperlukan) dalam proses
decision making, yang terdiri atas:
1) Analisis masalah
Sedikit saja ada pemahaman yang
keliru tentang situasi yang tengah terjadi, akan mempengaruhi keputusan final.
Menurut Hirokawa, contoh jelas tentang analisis yang salah adalah gagal
mengenali sebuah ancaman yang potensial ketika ancaman itu benar-benar eksis. Setelah
orang mengetahui apa yang dibutuhkan, mereka harus menemukan sifat-sifat,
tingkatan, dan apa saja penyebab masalah itu.
2) Merumuskan tujuan
Sebuah kelompok harus sadar apa yang
ingin mereka raih dalam kelompok itu. Karenanya, kelompok harus membangun
kriteria untuk menilai alternatif solusi yang ditawarkan. Jika kelompok gagal
memenuhi syarat ini, sepertinya keputusan yang diambil akan lebih dikendalikan
oleh politik dan kekuasaan dari suatu pihak, daripada alasan yang rasional.
3) Identifikasi alternatif-alternatif yang mungkin ada
Hirokawa
dan Gouran menekankan pentingnya menyusun solusi-solusi alternatif yang bisa
dipilih anggota kelompok. Menurut mereka, jika tidak ada anggota yang
menawarkan solusi alternatif yang mungkin digunakan, maka solusi yang
ditawarkan relatif sedikit, dan kemungkinan menemukan jawaban yang tepat dan
dapat diterima, juga rendah.
4) Mengevaluasi karakteristik-karakteristik positif dan negative
Setelah
mengidentifikasi solusi-solusi alternatif, peserta diskusi harus ‘mengetes’
kebaikan-kebaikan relatif dari tiap-tiap pilihan dengan kriteria-kriteria yang
penting menurut kelompok. Perbandingan ini tidak terjadi secara otomatis. Di
dalam setiap kelompok, perlu ada individu-individu yang mampu mengingatkan kelompok
tentang sisi positif dan negatif dari setiap alternatif yang diajukan.
2. Peranan Decision Making atau
Pembuatan Keputusan
Pembuatan
keputusan adalah bagian kunci kegiatan manajer. Kegiatan ini memainkan peranan
penting, terutama bila manajer melaksanakan fungsi perencanaan. Perencanaan
menyangkut keputusan-keputusan sangat penting dan jangka panjang yang dapat
dibuat manajer. Dalam proses perencanaan, manajer memutuskan tujuan-tujuan
organisasi yang akan dicapai, sumber daya-sumber daya yang akan digunakan, dan
siapa yang akan melaksanakna setiap tugas yang dibutuhkan. Seluruh proses
perencanaan itu melibatkan manajer dalam serangkaian situasi pembuatan
keputusan. Kualitas keputusan-keputusan manajer akan menentukan efektifitas
rencana yang disusun.
Pembuatan
keputusan (decision making) menggambarkan proses melalui serangkaian kegiatan
yang dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu. George P. Huber
membedakan pembuatan keputusan dari pembuatan pilihan (choice making) dan dari pemecahan
masalah (problem solving). Dipihak lain, banyak penulis dan manajer menggunakan
istilah “pembuatan keputusan dan pemecahan masalah” sebagai istilah yang dapat
dipertukarkan, dan dalam bab ini akan digunakan istilah pembuatan keputusan
yang mencakup artian keduanya.
Macam-Macam Keputusan
a.
Keputusan Auto Generated
Keputusan semacam ini diambil dengan
cepat dan kurang memperhatikan, mepertimbangkan data, informasi, fakta, dan
keputusan lapangannya. Keputusan auto generated ini kurang baik, sebab
resikonya tinggi.
b.
Keputusan Induced
Keputusan induced diambil
berdasarkan scientific managemen atau managemen ilmiah, sehingga keputusan itu
logis, ideal, rasional untuk dilaksanakan dan resikonya relative kecil; cuma
proses pengambilan keputusan lebih lambat. Pengambilan keputusan adalah manajer
(pemimpin) baik secara “individual decision maupun group decision” yang
mempunyai kewenangan untuk memutuskannya.
c.
Individual Decision
Keputusan “hanya” ditetapkan oleh
seorang manajer; sedang para bawahan hanya dapat berpartisipasi memberikan
saran-saran, pendapat-pendapat, dan informasi saja, tetapi tidak berhak untuk
ikut memutuskannya.
Kebaikannya:
1.
Keputusan dapat diambil secara
cepat.
2.
Penanggungjawab keputusan itu jelas.
3.
Biaya pengambilan keputusan relatif
kecil.
4.
Kecakapan seorang manajer dapat
dimanfaatkan.
Keburukannya:
1.
Keputusan itu kurang baik, sebab
kemampuan decision maker terbatas.
2.
Prestise manajer akan berkurang,
jika keputusannya ternyata salah.
3.
Realisasi keputusan mengalami
kesulitan, sebab para bawahan kurang meresapinya.
4.
Pembinaan bawahan kurang
diperhatikan, karena mereka tidak diikutkan dalam menetapkan keputusan,
akibatnya kesinambungan pimpinan oganisasi kurang terjamin.
d.
Group Decision
Keputusan itu ditetapkan oleh para
anggota grup, baik atas hasil mufakat dan musyawarah, maupun atas voting. Dalam
proses pengambilan keputusan anggota grup ikut berperan aktif membicarakan
tujuan dari “keputusan, resiko, dan dampak keputusan serta ikut menetapkan
keputusan tersebut”.
Kebaikannya:
1.
Keputusan relatif lebih baik, logis,
ideal, sebab merupakan hasil pemikiran dari beberapa orang.
2.
Kecenderungan untuk bertindak
otoriter dapat dihindarkan.
3.
Kerjasama relatif akan dapat
ditingkatkan diantara sesama anggota grup.
4.
Resiko dan dampak negatif dari
keputusan semakin kecil.
5.
Pembinaan para anggota grup akan
lebih baik.
Keburukannya:
1.
Pengambilan keputusan relatif lama,
bahkan sering bertele-tele.
2.
Biaya pengambilan keputusan relatif lebih
banyak.
3.
Penanggungjawab keputusan kurang
jelas.
4.
Minoritas kadang-kadang terpaksa
menyetujui keputusan karena kalah suara.
Group decision ini hanya dapat
ditetapkan dalam organisasi komite dan dalam pimpinan presidium saja, dimana
para anggota mempunyai hak suara yang sama, misalnya dalam MPR, DPR, dan
Koperasi.
3.
Basis Pengambilan Keputusan
Basis
pengambilan keputusan (decision making) yang dilakukan oleh manajer (decision
maker) biasanya didasarkan atas:
a.
Keyakinan
b.
Intuisi
c.
Fakta-fakta
d.
Pengalaman
e.
Kekuasaan
4.
Tehnik-Tehnik Pengambilan Keputusan
Manajer dalam pengambilan keputusan
dapat melakukannya dengan tehnik-tehnik :
1)
Operation
riset yaitu dengan menggunakan
metode-metode scientific (yang meliputi tehnik-tehnik matematis) dalam analisis
dan pemecahan suatu masalah tertentu—penerapan tehnik ini adalah usaha
inventarisasi.
2)
Linear
programming yaitu dengan menggunakan
rumus-rumus matematik yang disebut juga faktor analysis.
3)
Gaming war games yaitu dengan teori
yang biasanya digunakan untuk menentukan strategi.
4)
Probability
yaitu dengan teori kemungkinan yang dapat diterapkan pada kalkulasi rasional
atas hal-hal yang tidak normal, mengenai sebuah keputusan yang dipertimbangkan
dan diperhitungkan.
5)
Ranking
and statistical weighting yaitu dengan cara :
(a) Melokalisasi
berbagai faktor yang akan mempengaruhi keputusan terakhir.
(b) Menimbang
faktor-faktor yang dapat dibandingkan dan yang tercakup didalam setiap
alternatif.
5.
Faktor-faktor penolong pengambilan keputusan
Faktor-faktor penolong pengambilan
keputusan adalah sebagai berikut :
·
Harus diperhatikan emosi dan
aturan-aturan,baik yang tangibles maupun intangibles
·
Setiap keputusan harus mendorong
tercapainya tujuan.
·
Suatu keputusan tidak selalu
memuaskan semua pihak.
·
Hanya ada satu pilihan yang paling
memuaskan atau terbaik.
·
Pengambilan keputusan adalah mental
action dan harus di transfer ke dalam physical action.
·
Pengambilan keputusan yang efektip
memerlukan waktu, dana, data, informasi dan
fakta yang cukup.
Setiap
pengambilan keputusan tentu disertai dengan konsekuensinya, sehingga pengambil
keputusan perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1.
Kejelasan tujuan
Proses
pengambilan keputusan mempersyaratkan kejelasan arah dan tujuan organisasi.
Pemahaman akan tujuan baik tujuan jangka
panjang maupun tujuan jangka pendek sangat membantu dalam memanfaatkan dan
menetapkan prioritas sehingga tidak perlu mengambil tindakan yang kurang
bermanfaat.
2.
Kebutuhan akan fakta
Pengambilan
keputusan merupakan proses yang berkesinambungan. Setiap langkah yang diambil
merupakan selangkah untuk maju, artinya apabila langkah pertama menghadapi
masalah, beberapa tindakan harus diambil. Maka pada langkah kedua benar-benar
memahami masalah dan situasi yang dihadapi.untuk itu pada pengambilan keputusan
administrator atau manajer perlu mengumpulkan fakta. Semakin banyak fakta,
semakin sedikit waktu yang digunakan dalam pengambilan keputusan.
3.
Secara teori dalam pengambilan
keputusan harus mempertimbangkan berbagai alternatif.
4.
Menyeleksi tindakan
Seleksi
tindakan dapat dilakukan melalui vooting, konsensus atau keputusan
administrator (manajer) sendiri tindakan terbaik untuk melakukan pemecahan
masalah adalah tindakan yang mengarah pada pencapaian tujuan organisasi.
Seleksi tindakan dalam pengambilan keputusan sangat berkaitan dengan gaya
pribadi, nilai , kepercayaan, skill, dan lain-lain.
Dengan
uraian yang dikemukakan diatas, jelas bahwa pengambilan keputusan sangat
penting dalam memecahkan masalah, bahkan sebagai inti kegiatan manajemen.
D.
Aplikasi
Decision Making dalam Pendidikan
Model Pembelajaran Decision Making merupakan salah satu model dengan cara
mengelompokkan peserta didik menjadi kelompok kecil. Pada pembelajaran
kooperatif model Decision Making siswa dikelompokkan dalam kelompok-kelompok
kecil dengan pengaturan setiap anggota kelompok saling belajar dan
membelajarkan yang terfokus pada keberhasilan yang dicapai oleh seorang anggota
kelompok akan berpengaruh terhadap keberhasilan kelompoknya.
Langkah –
langkah penerapan Decision Making sebagai berikut:
1.
Guru
menginformasikan tujuan dan perumusan masalah.
2.
Secara
klasikal tayangan gambar, kasus permasalahan yang sesuai dengan materi
pelajaran atau kompetensi yang diharapkan.
3.
Buatlah
pertanyaan agar peserta didik diminta mengidentifikasi permasalahan dengan
gambar.
4.
Secara
berkelompok peserta didik diminta mengidentifikasi permasalahan dan
membuat alternatif pemecahannya.
membuat alternatif pemecahannya.
5.
Secara
kelompok atau individu peserta didik diminta mengemukakan alasan mereka memilih
alternatif tersebut.
6.
Secara
kelompok atau individu peserta didik diminta mencari penyebab terjadinya
masalah tersebut.
7.
Secara
berkelompok atau individu peserta didik diminta mengemukakan tindakan untuk
mencegah terjadinya masalah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar